Peristiwa tersebut juga bisa memberikan dampak negatif jangka panjang bagi korban perselingkuhan dan anggota keluarga lainnya.
Rasa sakit akibat perselingkuhan biasanya tidak dapat dihindari dan dapat memiliki konsekuensi yang bisa sangat menghancurkan seseorang secara emosional.
Untuk pihak yang berselingkuh mungkin ia akan merasakan proses penyembuhan, tetapi perlu diingat, pasangan yang menjadi korban dapat merasakan luka lebih lama dari pelaku perselingkuhan.
Melansir dari laman PsychCentral, penelitian menunjukkan bahwa perselingkuhan juga dapat menyebabkan meningkatnya kecemasan dan depresi, selain stres.
Hal ini dapat menyebabkan kecemasan kronis, stres pasca-trauma, depresi, dan ketidakpercayaan orang lain untuk waktu yang lama.
Saat jatuh cinta, tubuh akan menghasilkan lebih banyak oksitosin dan dopamin di otak yang akan menimbulkan perasaan bahagia pada seseorang.
Bayangkan saat tiba-tiba terjadi perselingkuhan, hingga peristiwa itu dapat mengganggu jalur pelepasan hormon bahagia tersebut.
Dalam kasus yang parah, hal ini dapat memicu terjadinya beberapa gejala gangguan mental, seperti kilas balik dalam bayangan, mimpi buruk, dan obsesi tentang peristiwa tersebut.