Kapan Waktu untuk Hubungan Intim dalam Islam, Kapan Seks Dilarang ?

- 21 Agustus 2022, 20:29 WIB
Kapan hubungan intim menjadi sunah, makruh, dan haram ?
Kapan hubungan intim menjadi sunah, makruh, dan haram ? /

 

JURNAL SOREANG – Sudah pahamkah anda kapan waktu untuk hubungan intim seperti yang diajarkan dalam agama Islam ? Kapan pula seks dilarang ?

 

Islam mengatur kapan umatnya dianjurkan untuk melakukan hubungan intim, kapan tercela, dan kapan terlarang melakukannya.

 

Sayyid Athar Husayn dalam situs Al Islam menyatakan, Islam sudah mengatur kapan umatnya disunatkan, kapan dimakruhkan, dan kapan dilarang melakukan hubungan intim.

Baca Juga: 64 Persen Wanita Mengkhawatirkan Ukuran Vagina Mereka, 60 Persen Lainnya Merisaukan Bentuknya, Kenapa ?                                                                  

Islam melarang hubungan seksual saat istri haid.

Al-Qur’an mengatakan: “Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: Haid adalah suatu kotoran. Maka, jauhilah para istri dari melakukan hubungan intim, dan jangan dekati mereka (untuk bercinta) hingga mereka suci.

 

“Setelah mereka membersihkan diri, campurilah mereka seperti yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang yang bertobat dan yang menyucikan diri,” (Surat al-Baqarah, 2:222).

 

Menurut syariah, durasi periode bulanan adalah antara tiga sampai sepuluh hari. Jika perdarahannya kurang dari tiga hari, itu bukan menstruasi; jika lebih dari sepuluh hari, maka itu adalah menstruasi untuk jumlah hari yang teratur.

Baca Juga: 16 Manfaat Sehat dari Berciuman, Nomor 15 Tidak Terduga

Larangan berhubungan seks selama periode-periode tersebut dibatasi secara ketat pada hubungan seksual; kontak intim lainnya diperbolehkan (kecuali vagina dan anus). Namun, lebih baik tidak bermain dengan tubuhnya di antara pusar dan lutut.

 

Jika seseorang yang melakukan persetubuhan dengan istrinya mengetahui bahwa dia telah datang bulan, maka dia harus segera menarik diri darinya.

 

Jelas dari ayat yang disebutkan di atas (“…sampai darah berhenti.”) bahwa setelah darah berhenti, hubungan seksual menjadi halal.

Baca Juga: Benarkah Wanita Lebih Suka Berhubungan Intim Dalam Kondisi Gelap ?

Mujtahid mengatakan bahwa lebih baik menahan diri dari hubungan seksual sampai dia melakukan mandi atau, setidaknya, mencuci auratnya.

 

Hubungan seksual juga tidak diperbolehkan selama nifas (maksimal 10 hari), pada siang hari di bulan Ramadhan, dan ketika seseorang dalam ihram selama haji ke Mekah. Di lain waktu, hubungan seksual diperbolehkan.

 

Saat-saat hubungan intim makruh:

  1. Selama kejadian alam yang menakutkan, misalnya, gerhana, angin topan, gempa bumi;
  2. Dari matahari terbenam sampai maghrib;
  3. Dari fajar hingga matahari terbit;
  4. Tiga malam terakhir bulan lunar (komariah);
  5. Malam tanggal 15 setiap bulan lunar;
  6. Malam Zil-hijjah ke-10;
  7. Setelah menjadi junub.

Baca Juga: 70 Persen Istri Butuh Stimulasi Saat Melakukan Hubungan Intim, Apa Saja ?

Hari dan waktu yang direkomendasikan untuk seks

Kami memiliki hadits tertentu yang mengatakan bahwa lebih baik melakukan hubungan intim pada waktu-waktu ini:

  1. Minggu malam;
  2. Senin malam;
  3. Rabu malam;
  4. Kamis siang;
  5. Kamis malam;
  6. Jumat malam;
  7. Kapanpun istri ingin berhubungan intim.

 

Kapan wajib berhubungan intim ?

Laki-laki wajib berhubungan intim dengan istrinya paling sedikit sekali dalam empat bulan; ini dianggap sebagai salah satu hak suami istri. Kewajiban ini tetap berlaku kecuali ada alasan yang sah atau istri melepaskan haknya. ***

Baca Juga: Buya Yahya : Hubungan Intim ala Nabi Muhammad SAW, Seperti Apa ?

Editor: Drs Tri Jauhari

Sumber: Al Islam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah