Network
JURNAL SOREANG – Ramadhan telah menjumpai kita. Lembaga bernama Ramadhan yang akan membentuk dan melahirkan hamba yang rabbani, dengan seluruh kehidupanya dipandu oleh nilai-nilai rabbani.
Kita tentu tidak hanya ingin menjadi generasi ramadhani; yang vitalitas iman, amal, dan ruhiyahnya hanya hidup di bulan Ramadhan.
Selama Ramadhan kita hidup dan dididik di dalamnya, yang terus berlanjut hingga hari-hari sesudahnya. Bahkan selamanya.
Bulan Ramadhan ini memberikan kita kesempatan lebih banyak untuk saling berbagi, saling memberi, dan saling mendahulukan kebaikan kepada sesama.
Di bulan Ramadhan ini kita saling memuliakan dan saling mengucurkan kemurahan hati dengan berbagai cara; memberi ifthar orang-orang yang berpuasa, bersedekah dengan harta, mengajarkan mereka dengan ilmu, berusaha membantu orang-orang yang membutuhkan dan orang yang kesulitan.
Bulan Ramadhan memberi kita semangat dan dorongan untuk bergerak, menyalakan vitalitas ibadah, dan membangkitkan kemampuan yang stabil dalam beramal.
Di Ramadhan ini, kita sama-sama mendirikan shalat, baik yang wajib maupun yang sunnah, terutama shalat tarawih.
Jika kita perhatikan lebih dalam tentang Ramadhan ini, kita akan menemukan di dalamnya sebuah kedisiplinan yang tinggi.
Setiap waktu ada aktivitasnya masing-masing, di mana waktu yang satu tidak bisa menggantikan yang lain.
Berpuasa ada waktunya, mulai menahan (imsak) ada waktunya, berbuka juga ada waktunya, dan shalat tarawih pun ada waktunya.
Baca Juga: Pemain Piala Dunia Karim Benzema Buka Puasa 13 Menit Sebelum Kick-off, Mencetak 3 Gol Lawan Chelsea
Ramadhan yang lebih terasa adalah Ramadhan yang menciptakan keraturan dalam hidup kita, di dalam dan setelah Ramadhan.
Di bulan Ramadhan kita mampu menjadikan kita selalu dalam keterikatan dengan masjid. Semoga dengan usaha itu kita termasuk dalam tujuh golongan manusia yang mendapatkan nauangan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.
Maka Ramadhan yang lebih terasa, seperti yang kita harapkan, adalah Ramadhan yang mengikat hati-hati kita dengan masjid, yang menuntun kita untuk selalu memakmurkannya dengan shalat berjama’ah dan aktivitas keagamaan yang lain.
Ramadhan adalah momentum yang dipenuhi keberkahan dan kesuburan bagi mereka yang memperbaharui keimanannya, atau mengubah dirinya lebih baik.
Ramadhan adalah titik tolak perubahan, dengan membersihkan satu per satu dosa dan kotoran yang menempel di hati. Semoga kita mampu menghadirkan Ramadhan yang lebih terasa.***
