MUTIARA HIKMAH: Persiapan Optimal Sebelum Datang Ramadhan, Agar Ibadah Sebulan Maksimal

- 1 April 2022, 22:09 WIB
MUTIARA HIKMAH: Persiapan Optimal Sebelum Datang Ramadhan, Agar Ibadah Sebulan Maksimal   Khazanah Rahmat Taufik Hidayat Editor: Sarnapi  JURNAL SOREANG – Persiapkan diri dengan maksimal di bulan Sya’ban, agar beribadah maksimal di bulan Ramadhan.  Ada yang bertanya kepada Abdullah bin Mas’ud: “Bagaimana engkau dan para sahabat dahulu menyiapkan diri untuk Ramadhan?”  Maka Abdullah bin Mas’ud menjawab, “Tidak seorang pun dari kami yang berani memasuki hilal Ramadhan, sedang di dalam hatinya ada sebiji dzarah rasa dengki kepada sesama saudaranya yang muslim.”  Dengki dan hasad dengan sesama adalah urusan muamalah. Tetapi Abdullah bin Mas’ud dan para sahabat menjadikannya sebagai persiapan utama untuk Ramadhan.  Ramadhan, ibadah wajibnya secara lahiriyah tampak sangat fisik sifatnya. Menahan diri dari makan, minum, dan hal lain yang membatalkannya.  Tetapi, sejatinya di bulan Ramadhan terselimuti dengan beragam momen interaksi batin, untuk mengasah hati dan mental.  Persiapan Ramadhan diperlukan sejak ia baru menjelang, hingga ia telah hadir bersama kita, hari demi hari.   Pada setiap siangnya, satu demi satu, ada persiapan di malam harinya. Yaitu khusyu’  dan tunduk menghadap Allah dalam tarawih, diiringi bacaan Al-Qur’an, istighfar dan do’a.  Persiapan menjelang Ramdhan, kita perlukan untuk membangun kesiapan maksimal, bahwa Ramadhan tidak sekedar ibadah fisik menahan lapar dan haus.   Persiapan harian, kita lakukan agar seluruh hari-hari Ramadhan bisa kita jalankan dengan baik, penuh penghambaan, dalam totalitas iman.   Kadar penghayatan kita akan Ramadhan pasti berbeda. Bila ini hanya soal ilmu tentang Ramadhan, banyak yang bisa kita pelajari.  Bila itu hanya soal tata cara melaksanakan fiqih Ramadhan, itu bisa kita telusuri. Tapi ini tentang memahami bagaimana menjiwakan Ramadhan di hati kita.  Dalam syaraf-syaraf iman, rasa, pikir, emosi dan penerimaan tulus, lalu mewujud dalam gairah amal yang terus tertambahkan.***
MUTIARA HIKMAH: Persiapan Optimal Sebelum Datang Ramadhan, Agar Ibadah Sebulan Maksimal Khazanah Rahmat Taufik Hidayat Editor: Sarnapi JURNAL SOREANG – Persiapkan diri dengan maksimal di bulan Sya’ban, agar beribadah maksimal di bulan Ramadhan. Ada yang bertanya kepada Abdullah bin Mas’ud: “Bagaimana engkau dan para sahabat dahulu menyiapkan diri untuk Ramadhan?” Maka Abdullah bin Mas’ud menjawab, “Tidak seorang pun dari kami yang berani memasuki hilal Ramadhan, sedang di dalam hatinya ada sebiji dzarah rasa dengki kepada sesama saudaranya yang muslim.” Dengki dan hasad dengan sesama adalah urusan muamalah. Tetapi Abdullah bin Mas’ud dan para sahabat menjadikannya sebagai persiapan utama untuk Ramadhan. Ramadhan, ibadah wajibnya secara lahiriyah tampak sangat fisik sifatnya. Menahan diri dari makan, minum, dan hal lain yang membatalkannya. Tetapi, sejatinya di bulan Ramadhan terselimuti dengan beragam momen interaksi batin, untuk mengasah hati dan mental. Persiapan Ramadhan diperlukan sejak ia baru menjelang, hingga ia telah hadir bersama kita, hari demi hari. Pada setiap siangnya, satu demi satu, ada persiapan di malam harinya. Yaitu khusyu’ dan tunduk menghadap Allah dalam tarawih, diiringi bacaan Al-Qur’an, istighfar dan do’a. Persiapan menjelang Ramdhan, kita perlukan untuk membangun kesiapan maksimal, bahwa Ramadhan tidak sekedar ibadah fisik menahan lapar dan haus. Persiapan harian, kita lakukan agar seluruh hari-hari Ramadhan bisa kita jalankan dengan baik, penuh penghambaan, dalam totalitas iman. Kadar penghayatan kita akan Ramadhan pasti berbeda. Bila ini hanya soal ilmu tentang Ramadhan, banyak yang bisa kita pelajari. Bila itu hanya soal tata cara melaksanakan fiqih Ramadhan, itu bisa kita telusuri. Tapi ini tentang memahami bagaimana menjiwakan Ramadhan di hati kita. Dalam syaraf-syaraf iman, rasa, pikir, emosi dan penerimaan tulus, lalu mewujud dalam gairah amal yang terus tertambahkan.*** /NU Online

JURNAL SOREANG – Persiapkan diri dengan maksimal di bulan Sya’ban, agar beribadah maksimal di bulan Ramadhan.

Ada yang bertanya kepada Abdullah bin Mas’ud: “Bagaimana engkau dan para sahabat dahulu menyiapkan diri untuk Ramadhan?”

Maka Abdullah bin Mas’ud menjawab, “Tidak seorang pun dari kami yang berani memasuki hilal Ramadhan, sedang di dalam hatinya ada sebiji dzarah rasa dengki kepada sesama saudaranya yang muslim.”

Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat: Ziarah Kubur Dengan Mendoakan Orang Yang Telah Meninggal, Ini Doa Ziarah Kubur

Dengki dan hasad dengan sesama adalah urusan muamalah. Tetapi Abdullah bin Mas’ud dan para sahabat menjadikannya sebagai persiapan utama untuk Ramadhan.

Ramadhan, ibadah wajibnya secara lahiriyah tampak sangat fisik sifatnya. Menahan diri dari makan, minum, dan hal lain yang membatalkannya.

Tetapi, sejatinya di bulan Ramadhan terselimuti dengan beragam momen interaksi batin, untuk mengasah hati dan mental.

Persiapan Ramadhan diperlukan sejak ia baru menjelang, hingga ia telah hadir bersama kita, hari demi hari.

Baca Juga: Sah, Hasil Sidang Isbat Tetapkan Awal Puasa Ramadhan 1443 H Jatuh Pada 3 April 2022

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah