JURNAL SOREANG- MUTIARA HIKMAH ini semoga bisa menjadi perenungan diri atau muhasabah sebagai upaya berkaca terhadap amalan dan memperbaikinya pada hari ini dan selanjutnya.
Dalam Al Quran banyak disebutkan ciri-ciri orang bermain. Salah satunya sesungguhnya orang-orang yg beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal (QS. Al-Anfal 8: Ayat 2).
Selain itu, orang bermain juga sadar bahwa semua amalnya untuk kebaikan dirinya.
Baca Juga: Hikmah di Balik Musibah Pandemi Covid-19, Ustaz Hilman Fauzi: Dunia Ini Tempat Ujian
Allah Ta’ala berfirman, "Jika kalian berbuat ihsan, maka itu untuk kalian. Dan jika kalian berbuat buruk, itupun untuk kalian juga.” ( Al Israa: 7 ).
Kita harus yakin amal saleh tidak menguntungkan Allah, dan sebaliknya maksiat hamba pun tidak merugikan Allah.
Kalau ada manusia yang sengaja memaksiati Allah. Ia tak mau shalat, tidak berpuasa ramadhan, tidak menunaikan zakat dan infak dan ia menyangka telah merugikan Rabbnya. Padahal, kemaksiatan itu merugikan dirinya sendiri.
Baca Juga: MUTIARA HIKMAH, Perbarui Iman Setiap Saat
Sebaliknya ada orang yang bangga dengan ketaatannya. Ia merasa mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Allah. Ia memandang telah berjasa kepada Allah. Dengan membela agamaNya.
Dengan ketaatan dan amalan saleh. Ia pun menjadi angkuh karenanya.
Padahal, kalau bukan karena Allah yang memberinya kekuatan tentu ia akan tersesat jalan.
Ketaatan yang menimbulkan keangkuhan atau sombong jauh lebih buruk dari pada maksiat yang menimbulkan taubat dan ketundukkan.***