JURNAL SOREANG – Dan Kami PASTI akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah KABAR GEMBIRA kepada orang-orang yang SABAR. Q.S. Al-Baqarah 155.
Allah Swt, tidak akan membiarkan hambanya yang beriman dan bertakwa, dibiarkan begitu saja. Pasti akan diperhatikan dan akan dinaikan derajatnya, salah satunya adalah dengan ujian.
Dengan demikian, kehidupan dunia sejatinya adalah medan ujian. Karena dengan ujian itu untuk menentukan siapa yang taat kepada Alloh dan siapa yang durhaka kepada-Nya.
Ujian juga menentukan siapa yang bersyukur kepada Alloh, dan siapa yang kufur terhadap Nikmatnya. Serta ujian untuk mengukur siapa yang lebih baik amal dan takwanya.
Alloh berfirman,
Alloh yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kalian siapakah di antara kalian yang paling baik amal perbuatannya. (Al-Mulk 67: 2)
Alloh juga menguji manusia dengan kenikmatan dan bencana, seperti dalan Ayat ini; Dan kami menguji mereka dengan nikmatnya yang baik dan bencana-bencana yang buruk, agar merek kembali kepada jalan yang benar. (Al-A’rof 7: 168).
Baca Juga: Miris, Langgar Perintah Tuhan Keturunan Ratu Victoria Hidup Menaggung Beban Kesengsaraan
Tujuan Alloh untuk menguji manusia adalah agar, manusia itu sendiri kembali kepada jalan yang benar, dan tidak melampaui batas dalam kesesatan.
Dalam ayat lain Alloh memberikan keburukan dan kebaikan adalah sebagai fitnah.
Dan Kami menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan, sebagai fitnah (cobaan yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kalian akan dikembalikan. (Al-Anbiya 21: 35).
Dengan ujian itu sendiri Alloh hendak melihat siapa yang bersyukur dan siapa yang kufur terhadap Nikmatnya. Serta ujian untuk mengukur siapa yang lebih baik amal dan takwanya.
Sebagaimana dijelaskan oleh Iman Ibnu Katsir, maksud dari ayat diatas adalah Alloh menguji manusia, dengan tujuan agar manusia itu sendiri bisa dibedakan antara yang lulus dan yang tidak, dalam menerima ujian.
Terkadang manusia diuji dengan berbagai musibah, bencana, kekurangan harta, dan jiwa mereka mampu lulus dalam ujian.6 Tapi ketika manusia diberi kelapangan, kelebihan harta, ilmu, kenikmatan dan segala sesuatu yang baik . muncul sipat sombong dan takaburnya.***