Para pendeta tersebut menggunakan sebuah jimat kuning yang ditulis menggunakan tinta darah ayam yang bertuliskan nama dan tanggal lahir para mayat tersebut, sehingga mereka akan kembali ke rumah masing-masing tanpa tersesat.
Dikarenakan otot para mayat yang telah kaku maka, para mayat-mayat itu pulang dengan cara melompat-lompat.***