Ketika Orang Muda Bandung Bahas Kebijakan Publik yang Bermakna, Apa Saja yang Disoroti?

- 30 Mei 2024, 09:26 WIB
Sebanyak 80 orang muda memadati Gedung Boscha Space Bandung, pada Ahad, 26 Mei 2024. Mereka berkumpul untuk membahas kebijakan publik yang bermakna di Kota Bandung.
Sebanyak 80 orang muda memadati Gedung Boscha Space Bandung, pada Ahad, 26 Mei 2024. Mereka berkumpul untuk membahas kebijakan publik yang bermakna di Kota Bandung. /Istimewa /

JURNAL SOREANG - Sebanyak 80 orang muda memadati Gedung Boscha Space Bandung, pada Ahad, 26 Mei 2024. Mereka berkumpul untuk membahas kebijakan publik yang bermakna di Kota Bandung.

Agenda ini digagas oleh Indonesian Youth Council for Tactical Changes (IYCTC), berkolaborasi dengan Meaningful Generation.

IYCTC adalah gabungan 45 organisasi kaum muda yang bergerak dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui advokasi kebijakan kesehatan yang bermakna dan memberdayakan orang muda sebagai subjek kebijakan.

 

Sedangkan, Meaningful Generation adalah sekelompok orang muda dari latar belakang berbeda dan memiliki kepedulian yang sama untuk masa depan Indonesia.

"Kami berupaya melibatkan orang muda dalam perumusan kebijakan yang partisipatif dan bermakna. Isu kesehatan merupakan fokus utama kami dalam mengarusutamakan aspek sehat dalam setiap kebijakan publik, momentum Pilkada harus jadi momentumnya orang muda" kata Ketua Umum IYCTC, Manik Marganamahendra.

Menurut Manik, acara ini dirancang untuk menjembatani komunikasi antara pemangku kebijakan dan kaum muda, sehingga suara mereka dapat lebih didengarkan dalam merancang kebijakan yang tidak hanya efektif tapi juga inklusif.

Baca Juga: Top! Mahasiswa Pendidikan Biologi UIN Bandung Ubah Sampah Organik Jadi Eco Enzym Gandeng BAZNAS Jabar

"Dengan melibatkan pemuda, diharapkan akan muncul solusi-solusi segar yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan generasi kini dan nanti," kata Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia Periode 2019-2020 ini.

Salah satu permasalahan di Bandung Raya, kata Manik, yaitu transportasi publik dalam tata kota yang masing kurang ideal. Hal ini, menurut dia, dapat menyebabkan polusi udara yang mengganggu ketika masyarakat mengakses fasilitas publik.

"Bukan hanya itu, secara kesehatan polusi udara juga bisa terjadi karena masifnya perokok pada kaum muda, terutama e-cigarette." Katanya.

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah