“Makanya, stunting bukan hanya urusan pa Kades, BKKBN, tapi KUA juga punya andil. Bagaimana menyiapkan catin-catinnya dengan baik. Dengan cara dibina dengan optimal, pasti hasilnya akan luar biasa,” tambahnya.
Di kesempatan itu Bupati Tasikmalaya mengajukan sebuah permohonan kepada BKKBN agar bisa memperoleh kuota tambahan Penyuluh KB (PKB). Dengan berbagai tantangan demografis dan geografis, dimana jumlah desa di Tasik ada 351 dan 39 kecamatan dengan indeks kesulitan beragam, tentu jumlah 41 PKB yang ada saat ini dirasa kurang.
Pada rangkaian kegiatan kali ini juga diberikan bantuan makanan sehat untuk pencegahan stunting, kepada 30 keluarga dengan kategori berisiko stunting.
Kegiatan ini juga merupakan hasil inisiasi DPC IPeKB Kabupaten Tasik. Dari data, berdasarkan SSGI, prevalensi stunting di Tasik berada di angka 27%. Tapi berdasarkan ePPGBM, prevalensi stunting di Tasik sudah berada di angka 10,3%.
Menutup kegiatan, diberikan beberapa materi pembinaan bagi para Penyuluh KB di Kabupaten Tasik terkait Strategi dan Kebijakan Promosi Program Bangga Kencana serta Pengelolaan Media Sosial Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, ceramah Ramadan serta dilanjutkan dengan buka bersama.***
Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal Soreang, FB Page Jurnal Soreang, YouTube Jurnal Soreang, Instagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang