"Berbagai kendala sulitnya air, salah satunya irigasi kecik dan sudah tidak memadai karena satu jalur dibagi 5 dusun, sehingga untuk 3 dusun yang ada di ujung irigasi sering tidak kebagian air," jelasnya.
Dikatakan Dia, sistem pembagian airnya dijadwal oleh kepala desa, akan tetapi untuk yang 3 dusun gulung tikar di sektor pertanian dampak dari kurangnya air.
"Memang saat ini di mana-mana sulit air karena dampak El Nino, tapi di sini dari dulu sebelum kemarau juga air sudah sulit, jadi milenial di sini bukan tidak mau bertani. Itu yang kita rasakan di lapangan," ungkapnya.
Baca Juga: Bawaslu RI dan TikTok Kolaborasi Cegah Penyebaran Hoaks dan Ujaran Kebencian di Pemilu 2024
Selanjutnya, kata Dia, di daerah tersebut tidak ada warga yang berani komplain atau mengeluh masalah air ke desa, atau tidak berani berdiskusi langsung dengan aparat desa. Apalagi, kata Dia, pihak desanya sendiri seperti yang acuh atau tidak ada rasa niat mengembangkan SDM di daerahnya.
"Daerah lain bisa menyediakan ketahanan pangan, tapi di sini masih kesusahan dengan ketersediaan air," tukasnya.***
*)Ikuti terus dan share informasi anda di media sosial Goggle News Jurnal Soreang, FB Page Jurnal Soreang, Youtube Jurnal Soreang, instagram @jurnal.soreang dan TikTok @jurnalsoreang