Perempuan atau Wanoja Sunda Harus Terus Didorong Untuk Manggung di Lokal dan Nasional, Sejarah Telah Buktikan!

- 25 Mei 2023, 11:33 WIB
Guru besar UNPAD Prof. Dr. Keri Lestari, MSI, Apt
Guru besar UNPAD Prof. Dr. Keri Lestari, MSI, Apt /Istimewa /

Begitu pun dalam Cerita Pantun “Lutung Kasarung” tokoh utamanya malah perempuan, Nyi Mas Purba Sari Ayu Wangi, bukan Guru Minda yang menjelma jadi Lutung.

Putra Sunan Ambu ini diperintahkan ibundanya untuk turun ke Buana Pancatengah (dunia) ketika di dunia terjadi ketidakadilan, Purbasari diperlakukan tidak adil oleh kakaknya Purbararang yang kejam.

Tadi disinggung nama Sunan Ambu, ya menurut beberapa cerita Pantun memang sering disebutkan beliaulah penguasa Kahiangan, tempat para hiang di surga.

Jadi yang berkuasa di Kahiangan pun menurut kepercayaan Sunda Lama yang dituliskan dalam karya sastra adalah seorang Perempuan/Wanoja.

 Seperti erti yang dikatakan Ajip Rosidi dalam Manusia Sunda, Sunan Ambu di Kahiangan itu tidak dilukiskan sebagai istri dari seseorang , seperti Dewi Durga istri Dewa Siwa.

Perkataan Ambu sendiri tidaklah selalu perempuan tapi dia seorang Ibu, sifat perempuan sebagai Lambang Kesuburan. Sedangkan kata Sunan ditujukan untuk orang yang dihormati (susuhunan), yang dijunjung di atas kepala.

Hal senada diungkapkan Dr. Nina Kurnia Hikmawati, SE., M.Si (Sekjen Gerakan Pilihan Sunda /Dosen Unikom). Perempuan sebagai “ibu” itu memang luar biasa, dari mulai hamil, melahirkan, mendidik anak, integitasnya, akhlaknya, agamanya, kebiasannya, hingga melakukan kegiatan-kegiatan ekonomi untuk membantu menghidupi keluarganya.

Contohnya sudah terbukti ketika hampir seluruh sendi kehidupan hancur terdampak pandemic Covid-19, perempuan tampil menghidupi keluarganya dengan memanfatkan teknologi digital (jualan online).

Baca Juga: Ternyata Ada Sosok Perempuan Fenomenal Sebelum Dewi Sartika dan Kartini, Berikut Profil Lengkapnya

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x