Network
Kiriman beberapa buku itu, mengingatkan saya akan tulisan mengenai ustad Aceng 10 tahun yang lalu di website Insists.
Kiprah ustad Aceng Zakaria dalam hal menulis, ditulis secara lengkap dilaman website INSISTS (Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations) yang beralamat di Jalan Kalibata Utara II No. 84 Jakarta, di rubrik Sosok dengan judul: "KH. Aceng Zakaria: Segudang Karya Ilmiah Tanpa Gelar" yang dimuat pada tanggal 20 Oktober 2010.
Berikut tulisan yang dimuat Insists.KH. Aceng Zakaria secara formal, ia hanya bersekolah sampai SD di kampung kelahirannya, Sukarasa Wanaraja Garut.
Baca Juga: Ormas Islam Persis Ikut Soroti Soal Hukuman Penodaan Agama dan Pengguguran Kandungan dalam RUU KUHP
Karena lahir di lingkungan pesantren, bahkan kakek dan ayahnya adalah kiai terkenal di kampungnya, sejak kecil ia sudah belajar berbagai kitab kuning kepada ayahnya. Saat menyelesaikan SD, sudah enam kitab ia selesaikan.
Ketertarikannya pada kitab-kitab kuning ini membuat kiai yang kini memimpin Pondok Pesantren Persis 99 Rancabango Garut ini memilih tidak meneruskan pendidikan formalnya.
Ia memutuskan untuk mengaji menamatkan berbagai kitab kuning kepada ayah dan paman-pamannya.
Berbagai disiplin ilmu mulai aqidah, fiqih, nahwu, sharf, tafsir, hadis, dan lainnya berhasil dipelajari dengan baik.
Baca Juga: 'Kabinet' PP Persis Dilantik Ustaz Jeje Zaenudin, Ada Dua Posisi yang Tak Berubah
Lima tahun ia lakoni aktivitas itu sambil diberi tugas oleh ayahnya mengajari santri-santri yunior. Selain itu, ia pun diberi tugas untuk bertabligh di berbagai mesjid.
