Sarling Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Ciamis, Indonesia Maju Tidak Boleh Ada Lagi Stunting

- 28 Oktober 2022, 08:56 WIB
Sarling Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Ciamis, Indonesia Maju, Tidak Boleh Ada Lagi Stunting
Sarling Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Ciamis, Indonesia Maju, Tidak Boleh Ada Lagi Stunting /JURNAL SOREANG/IRFAN HQ/

"Kami hadir bersama para stakeholder adalah agar anak-anak kita tumbuh sehat dan cerdas. Stunting itu harus kita pantau sejak 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) atau 2 tahun pertama. Dan agar anak-anak kita terhindar dari stunting, kita harus optimalkan pola asuh, pola makan (asupan gizi), dan sanitasi," tutur Atalia.

Pada kesempatan yang sama Atalia juga memberikan atensi khusus terhadap terobosan dan inovasi yang dilakukan di tingkat lokal dalam upaya percepatan penurunan stunting, yang dilakukan di Posyandu Rancamaya, melalui Program "Kancing Baju" (Kader Cegah Stunting Ibu Cerdas Generasi Maju).

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, Wahidin, menyampaikan apresiasinya kepada Gubernur Jawa Barat, Ketua TP PKK Provinsi Jawa Barat dan juga seluruh pihak yang terlibat dalam menyiapkan Sarling di Kabupaten Ciamis kali ini. Selepas melakukan pembinaan (Pusat Informasi dan Konseling Remaja) PIK-R di SMAN 1 Kawali, Wahidin menggarisbawahi beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada Sarling Ciamis.

Baca Juga: Bingung Anak Demam, Flu dan Batuk, Berikut Pengobatan Alternatif Selain Parasetamol Sirup

"Hari ini kami Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat turut berpartisipasi aktif pada Sarling Ciamis. Mulai dari titik posyandu dengan Pelayanan KB, Dashat dan BKB. Kami juga berkesempatan menyerahkan bantuan roulette kepada PIK-R SMANSAKA untuk mendukung pembinaan Generasi Berencana di sana. Juga tadi ada kegiatan menarik, para siswa-siswi diajak minum Tablet Tambah Darah (TTD) serentak. Sebagai bagian dari upaya pencegahan stunting dari hulu, yaitu sejak remaja khususnya, agar terhindar dari Kekurangan Energi Kronis (KEK)," tutup Wahidin.

Salah satu masalah yang dihadapi remaja Indonesia adalah masalah gizi mikronutrien, yakni sekitar 12% remaja laki-laki dan 23% remaja perempuan mengalami anemia, yang sebagian besar diakibatkan kekurangan zat besi (anemia defisiensi besi).

Khusus anemia yang dialami remaja putri akan berdampak lebih serius, mengingat mereka adalah para calon ibu yang akan hamil dan melahirkan seorang bayi, sehingga memperbesar risiko kematian ibu melahirkan, bayi lahir prematur dan berat bayi lahir rendah (BBLR) serta stunting.***

Halaman:

Editor: Tenang Safari

Sumber: Media Center BKKBN


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah