Kang Emil; Virus Covid Terus Bermutasi, Kita Belum Tahu Persis Memahami Virus Ini

- 13 Juni 2021, 14:43 WIB
Gubernur Jabar H. Ridwan Kamil yang hadir saat pembukaan Misya oribinsi PMI Jabar, Sabtu 12 Juni 2021. Gubernur mengingatkan pengurus dan relawan PMI agar menghidupkan organisasi bukan mencari hidup atau profit di organisasi.
Gubernur Jabar H. Ridwan Kamil yang hadir saat pembukaan Misya oribinsi PMI Jabar, Sabtu 12 Juni 2021. Gubernur mengingatkan pengurus dan relawan PMI agar menghidupkan organisasi bukan mencari hidup atau profit di organisasi. /PMI Jabar/

JURNAL SOREANG- Gubernur Jabar H. Ridwan Kamil atau Kang Emil meminta warga masyarakat untuk mrnjaga kesehatan dan protokol kesehatan karena ada kenaikan kasus Covid-19.

Apalagi virus ini jenisnya berganti-ganti dan bermutasi dan sampai hari ini kita tidak paripurna memahami Covid itu apa.

"Penanganan Covid harus dua arah antara pemerintah dan masyarakat. Kalau hanya mengharapkan kebijakan pemerintah saja, tidak bisa selesai," kata Kang Emil saat hadir dalam musyawarah provinsi PMI Jabar, Sabtu, 12 Juni 2021 di Hotel Grand Preanger.

Baca Juga: Mantul, Unla dan PMI Jabar Adakan Baksos Penyemprotan Cegah Penyebaran Covid-19, Petugas Keliling ke Gang-gang

Menurut gubernur, ketika ada ketidaktaatan, maka terjadilah kedaruratan. "Virus ini jenisnya berganti-ganti. Sampai hari ini kita tidak paripurna memahami Covid itu apa. Yang bisa kita sepakati penanganannya untuk yang sehat hanya dua yaitu protokol kesehatan dan vaksin," katanya.

Selama 2 tahun kita fokus penanganan protokol kesehatan dan vaksin lalu sekarang masuk ke fase mental breakdown.

"Kuncinya sabar dan perkuat mentalitas kita. Saya sudah mengatakan bahwa Covid itu perang. Kalau status perang, artinya semua lapisan harus bela negara," katanya.

Baca Juga: Jauh dari Hingar Bingar Pemberitaan, PMI Kab. Bandung Layani Warga Saat Arus Mudik dan Balik Serta Wisatawan

Bentuk bela negara itu, kata Kang Emil, caranya bermacam-macam. "Bisa bela negara dengan hartanya bagi yang berlebih, bela negara dengan menjalankan profesinya seperti para tenaga kesehatan, dan masyarakat mengikuti arahan pemerintah untuk menjaga protokol kesehatan," ujarnya.

Lebih jauh gubernur menyatakan, dalam hidup ada nasib ada takdir. Kalau takdir tidak bisa diubah.

"Takdir yang harus dipahami bahwa negeri ini dipenuhi gunung berapi terbanyak sedunia. Kalau menghadapi takdir, kita menyesuaikan diri. Sudah dari dulu Dayeuh kolot itu daerah basah, tapi kita paksa tinggal di situ akhirnya kita keluar banyak uang, karena harus melawan takdir," katanya.

Jawa Barat sudah takdir aliran sungainya terbanyak dan kbencanaanya 60% bersumber hidrologis.

Baca Juga: PMI Kabupaten Bandung Berhasil Kumpulkan Rp1,064 Miliar di Bulan Dan Kemanusiaan Tahun 2020

"Bagian tengah Jawa Barat ke Utara berupa banjir, dan tengah Jawa Barat ke Selatan biasa longsor. Jadi PMI harus punya ahli hidrologi," ujarnya.

Sedangkan nasib Ini bisa diubah seperti di Jepang bisa menyiasati takdir dengan ilmu. "Dulu kita dijajah, sekarang di rebut. Dulu kita bodoh, sekarang kita pintar. Itu nasib. Jadi untuk hal yang bisa kita ubah, mari kita ubah," katanya.

Pemimpin itu harus turun tangan, bukan tunjuk tangan. Kemarin dengan Covid kita ditampar beberapa kali dengan sistem pertahanan kesehatan yang lemah.

Baca Juga: Reaksi Tanggap Relawan TBKP Disdamkar Kabupaten Bandung Bantu Selamatkan Aset Rp1,2 Miliar

" Di Thailand dengan penduduk 70 juta, namun Puskesmas ada 10 ribu. Kita di Jawa Barat 50 juta penduduk, tapi puskesmasnya hanya 1.100 buah sehingga berarti kita butuh peningkatan jumlah Puskesmas menjadi 7.000 unit," katanya

Sedangka RS butuh 26 unit yang sebesar RSHS untuk Jawa Barat. "Jadi jangan membuat konsep tanpa tahu lapangan, menjadi pemimpin itu harus turun lapangan, harus membawa perubahan Saya sekarang memakai BUMD untuk membangun RS. Saya memimpin itu untuk membawa perubahan," katanya.

Dalam kesempatan itu, gubernur menitipkan aset PMI yang bisa dijadikan rumah sakit. "Investornya kalau tidak ada, bisa hubungi saya. Karena menurut arsitektur, bangunan yang bagus itu yang banyak fungsinya," katanya.

Baca Juga: Indonesia Menjadi Tuan Rumah International Day pada 72nd Lindau Nobel Laureate Meetings 2023 di KBRI Berlin

Gubernur juga berpesan agar pengurus dan relawan PMI mencintai pekerjaan dan kerjakan yang kita cintai. "Bekerja di PMI itu karena kecintaan. Paling kuat itu cinta. Jangan cari nafkah di PMI. Kalau ada rezeki yang di dapat, itu sebuah kompensasi dari negara pada keringat kita. Tapi jangan niat cari profit di PMI," katanya.***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x