Network
JURNAL SOREANG- Kepala Kemenag Kabupaten Garut, Dr. H. Cece Hidayat, M.Si., mengatakan, ada sebuah nasihat dari Yusuf Al-Qardhawi jika kita ingin melihat kondisi suatu bangsa dan negara di masa yang akan datang, maka lihat lah para pemudanya pada hari ini.
"Para pemuda yang akan menjadi pemimpin dan membawa bangsa menuju lebih baik yaitu bisa kita lihat dari cirinya di antaranya pemuda yang aktif, berpengetahuan, berwawasan luas, dan memiliki iman yang kuat," kata Cece, dalam pelatihan calon tutor Ikatan Remaja Masjid (IRMA ) yang berlangsungnya dari Sabtu-Minggu, 12-13 Februari 2021.
Cece yang sempat menjadi wartawan di Tabloid Hikmah Grup PR ini menyatakan, harus mendapat perhatian dari segala pihak dalam memberikan bekal bekal untuk para remaja menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dan berkualitas.
Baca Juga: Top, Saat Ekskul Sekolah Berhenti, tapi Kegiatan Ikatan Remaja Masjid Tetap Aktif
"Saya mengapresiasi IRMA Jawa Barat yang mengadakan pelatihan calon tutor ini yang tujuannya untuk mendidik, membimbing para pemuda dan remaja masjid menuju masa depan gemilang.
Saya berharap para kepala sekolah dan madrasah agar IRMA ini ada di setiap sekolah/madrasah demi mewujudkan visi misi Jabar Juara Lahir Batin," katanya.
Sedangkan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XI Kabupaten Garut, Dr. Asep Sudarsono, S.Pd., M.M., mengapresiasi setinggi-tingginya kepada IRMA Jawa Barat yang telah mengadakan pelatihan calon tutor ini, yang mana tentunya sangat bermanfaat sebagai bekal para remaja untuk masa depan nanti.
"Kita semua tahu untuk mendapatkan ilmu itu tidak bisa langsung secara tiba-tiba, tapi tentunya melalui proses. Untuk menjadi seorang pemimpin setidaknya diperlukan 3 hal, pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman. Insya Allah 3 hal ini akan diberikan di pelatihan tutor ini," ujarnya.
Baca Juga: Top, Organisasi Remaja Masjid Ini Punya Kartu Anggota Serbaguna, Bisa untuk Pembayaran Berbagai Tagihan
Sedangkan Ketua IRMA Jawa Barat, Aditya Gustian Saputra, mengutip ucapan
Imam Syafi’i yang menyatakan “Laisal ‘ilmu maa hufizho, innamal ‘ilmu maa nafa’a”. "Artinya ilmu itu bukan lah apa yang dihafal, akan tetapi ilmu adalah yang memberikan kebermanfaatan," ujarnya.
Ada juga perkataan Imam Azzuhri “innamaa yudzhibul ‘ilmannisiyaan, watarkul mudzaakaroh” Artinya sesungguhnya yang menyebabkan ilmu hilang adalah lupa dan tidak mengulanginya.
