JURNAL SOREANG - Perlintasan sebidang kereta api di Bandung sudah masuk kondisi darurat karena membuat kemacetan lalu lintas sampai kecelakaan antara mobil dengan kereta api makin meningkat.
"Sejak saya pindah ke Kota Bandung pada tahun 1976 sampai kini baru dua fly over yang dibangun," kata pakar transportasi, H. Dadang M. Muhammad, di kantor Ma'soem University, Rabu 11 Oktober 2023.
Dua fly over yang berhasil dibangun untuk mengatasi perlintasan sebidang dengan keteta api baru fly over Cimindi dan fly over Kiaracondong.
"Memang banyak fly over yang berhasil dibangun tapi bukan perlintasan sebidang dengan kereta api. Misalnya ada fly over Antapani, fly over Supratman, fly over Gatot Subroto, dan fly over Leuwipanjang," katanya.
Dadang mendorong pemerintah daerah untuk kembali serius membangun fly over maupun underpass guna mengatasi perlintasan sebidang di kawasan Bandung Raya.
"Saat ini terdapat 17 perlintasan sebidang di kawasan Bandung Raya. Kemacetan di Jawa Barat khususnya Bandung sudah tidak terbendung lagi," katanya.
Baca Juga: Nekat Terobos Perlintasan Liar, Angkot Tertabrak KRL di Citayam Depok Hingga Ringsek
Seharusnya 30 tahun yang lalu flyover (elevated) sudah terbangun di Bandung Raya mulai dari Padalarang-Gado Bangkong sampai Gedebade yang jumlah perlintasannya sebanyak 17 titik.
"Itu yang motong harus dihilangkan. Termasuk yang kemacetannya susah parah adalah perlintasan sebidang dekat Stasiun Rancaekek," katanya.
Dadang mengatakan, kunci penyelesaian masalah perlintasan sebidang kereta api adalah kemauan politik dari pemerintah pusat dan daerah.
"Pemprov Jabar, Pemerintah daerah di Bandung Raya jangan berpikir yang besar dulu seperti membangun LRT. Selesaikan dulu perlintasan sebidang ini," katanya.***