JURNAL SOREANG - Kemacetan yang kerap terjadi di wilayah Gedebage sudah berlangsung cukup lama tanpa adanya solusi yang nyata, ditambah kondisi sekarang ini sejak diresmikannya Masjid Al-Jabbar.
Masyarakat dari dalam dan luar Bandung berbondong-bondong untuk mendatangi Masjid yang diarsiteki Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Akibatnya penumpukan kendaraan memperparah kondisi kemacetan yang banyak dikeluhkan warga sekitar.
Baca Juga: Kematian AKBP Buddy Masih Menjadi Misteri, Kompolnas Minta Publik Lakukan Hal Ini
Diungkapkan melalui akun Twitter @mzarlireza, warga Sumarecon Bandung menuntut agar pintu Exit Tol Gedebage KM 149 dibuka secara permanen untuk setidaknya dijadikan solusi pengurai kemacetan.
Dalam unggahan tersebut, terlihat warga Sumarecon berbondong-bondong menuliskan spanduk yang meminta kepada pihak berwenang untuk merealisasikan janji yang sempat terucap, bahwa pintu Exit Tol Gedebage tidak hanya dibuka pada saat menjelang arus mudik saja.
Spanduk kemudian dibentangkan dipagar pembatas Exit Tol yang tertutup.
"Tolong ya pak, kalau dibuka pak terus terang warga akan lebih banyak lagi nanti." Ucap sebuah suara didalam video unggahan Twitter M. Zarli Reza.
Didalam caption juga tertulis diketerangan, "Warga Summarecon Bandung demo ingin pintu tol KM 149 segera dibuka permanen, karena kemacetan dari Masjid Al Jabbar sdh mulai lagi, mohon atensi pihak terkait utk segera bantu solusi kemacetan." Cuitan twitter tersebut juga menandai akun @BdgSummarecon , @SummareconBdg , @infobdg , @ridwankamil , @dishub_kotabdg , @KemenPU
Kemudian dari unggahan berisi protes warga yang ditulis 1 Mei 2023, baru akun dari Kementerian PUPR saja yang memberi respons.
Akun PUPR menanggapi, "Terima Kasih atas masukannya, Mas Reza. Akan kami sampaikan ke PT Jasa Marga.
Hingga berita ini diturunkan, masih banyak warga yang mempertanyakan apa alasan sebenarnya exit Tol Gedebage bertahun-tahun tidak dibuka.
Baca Juga: 4 Manfaat Kesehatan Dari Mengkonsumsi Bawang Bombai, Salah Satunya Adalah Melancarkan Pencernaan
Sebagian lagi menganggap untuk apa dibuat fasilitas insfrastruktur gerbang tol apabila tidak digunakan, hanya membuang-buang anggaran jika akhirnya nanti fasilitas ini rusak sia-sia.***