Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum, BKKBN Diminta Libatkan Santri dalam Penanganan Stunting!

24 Juni 2022, 09:52 WIB
Wakil Gubernur Jawa Barat sekaligus Ketua TPPS Provinsi Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum meminta BKKBN untuk melibatkan santri, kalangan pesantren, dan majelis taklim dalam upaya-upaya percepatan penurunan stunting, . /Jurnal Soreang/

JURNAL SOREANG - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Wahidin meminta Satuan Tugas Percepatan Penurunan Stunting (Satgas Stunting) bisa berperan aktif dalam mengurai sumbatan-sumbatan yang muncul dalam upaya percepatan penurunan stunting.

Sebagai ‘pasukan khusus’ BKKBN, Satgas Stunting diharapkan menjadi kekuatan pendukung utama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di berbagai tingkatan wilayah.

Baca Juga: Presiden Joko Widodo, Seluruh Kepala Daerah Harus Kompak dan Bekerja Keras Turunkan Stunting

“Kehadiran Satgas Stunting ini diharapkan dapat mengurai dan mengatasi bottle neck pelaksanaan program percepatan penurunan stunting mulai dari tingkat pusat sampai tingkat desa/kelurahan.”

“Mereka adalah para profesional yang bertugas melaksanakan fungsi koordinasi, konsultasi, fasilitasi, dan penguatan penyediaan satu data stunting,” ungkap Wahidin saat Rapat Koordinasi Teknis TPPS sekaligus peluncuran gerakan Ngawal Jawa Barat New Zero Stunting (Ngabring) di Grand Hotel Preanger, Kota Bandung, 23-24 Juni 2022.

Lebih jauh Wahidin menjelaskan, di tingkat Jawa Barat, Satgas Stunting terdiri atas satu orang koordinator program manager, tiga orang manager program dan kegiatan, serta tiga orang manager data, pemantauan dan evaluasi.

Baca Juga: Tes IQ dan Psikotes: Soal Matematika Ini Sederhana tapi Rumit, Cocok untuk Latihan Anak SD dan SMP

Satgas diperkuat 32 technical assistant (TA) di 27 kabupaten dan kota se-Jawa Barat. Wahidin berharap keberadaan TA di tingkat kabupaten dan kota juga mampu mengurai dan mengatasi sumbatan-sumbatan upaya percepatan penurunan stunting di kabupaten dan kota.

“Namun, pekerjaan pencegahan dan penurunan stunting tidak bisa dilakukan hanya sektor terkait langsung. Ini harus menjadi pekerjaan bersama semua sektor dan semua elemen bangsa melalui kolaborasi dan konvergensi dalam pelaksanaan program dan kegiatan,” ujarnya lagi.

“Melalui kegiatan ini diharapkan tercipta komitmen bersama semua pemangku kepentingan dalam upaya percepatan penurunan stunting di Jawa Barat, baik di tingkat provinsi maupun tingkat kabupaten dan kota. Kemudian, bisa tersusunnya tahapan-tahapan kerja yang terarah, sistematis, dan berhasil guna dalam upaya percepatan penurunan stunting,” tambah Wahidin.

Baca Juga: 5 Tips Siasati Makanan Kolesterol Tinggi di Hari Raya Idul Adha, Apa Saja? Simak Lengkapnya

Lebih jauh Wahidin menjelaskan, pertemuan ini dilakukan dalam rangka penguatan koordinasi dan sinkronisasi TPPS di Provinsi Jawa Barat juga sekaligus penajaman pemahaman terhadap program stunting secara komprehensif.

Dengan begitu, harapannya bisa tercipta sinergitas program dan kegiatan dalam percepatan penurunan stunting di kabupaten dan kota.

“Kami sangat mengapresiasi para kepala daerah yang telah membentuk TPPS tingkat kabupaten dan kota sampai TPPS tingkat desa dan kelurahan. Pembentukan TPPS sampai level desa dan kelurahan merupakan langkah strategis dan mendasar dalam upaya percepatan penurunan stunting,” ungkap Wahidin.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat sekaligus Ketua TPPS Provinsi Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum meminta BKKBN untuk melibatkan santri, kalangan pesantren, dan majelis taklim dalam upaya-upaya percepatan penurunan stunting.

Baca Juga: Jurus Total Football Turunkan Stunting di Jabar, Media Salahsatu Strateginya

Sebagai daerah yang dikenal sebagai salah satu basis pesantren, peran kalangan agamawan memiliki peran strategis dalam setiap program pembangunan.

“Dalam Islam, mempersiapkan generasi yang sehat dan kuat itu dianjurkan. Dengan demikian, pencegahan atau penurunan stunting sangat sejalan dengan ajaran Islam. Karena itu, kalangan agamawan sangat penting untuk dilibatkan. Selain Satgas itu berasal dari kalangan profesional, alangkah baiknya juga melibatkan santri dan pondok pesantren,” ungkap Uu.***

Editor: Tenang Safari

Tags

Terkini

Terpopuler