LDII Jabar Persiapkan Kaderisasi Pemimpin dan Generasi Profesional Religius

1 November 2021, 04:58 WIB
Untuk mencetak kaderisasi pemimpin, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Jawa Barat mengadakan Pelatihan Kepemimpinan Organisasi bagi Pemuda dan Pengurus Organisasi se-Jawa Barat, Minggu 31 Oktober 2021. /LDII JABAR/

JURNAL SOREANG- Untuk mencetak kaderisasi pemimpin, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Jawa Barat mengadakan Pelatihan Kepemimpinan Organisasi bagi Pemuda dan Pengurus Organisasi se-Jawa Barat, Minggu 31 Oktober 2021.

Kegiatan yang dilaksanakan untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda ini berlangsung semi daring, dengan studio utama di Sekretariat DPW LDII Jabar, dan studio mini di 27 DPD LDII Kota/Kabupaten yang tersebar di 450 titik, atau sekitar 4.000-an peserta se-Jawa Barat.

Pelatihan menghadirkan para narasumber, yakni Tokoh Pemuda Jabar sekaligus Anggota DPR RI HM. Farhan, SE; Plt Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Kemenpora, Drs. Imam Gunawan, MP; Kabid Ideologi dan Wawasan Kebangsaan Bakesbangpol Jawa Barat, Drs. H. Agus Komarudin, MSi; dan  Kabid Kepemudaan Dispora Jabar Drs. Muhammad Nizar, MMPd.

Baca Juga: LDII Jabar Dorong Legalitas dan Tata Kelola Yayasan, Ini Keuntungannya

Pemateri.lainnua Anggota Departemen Organisasi, Kaderisasi, Kenaggotaan (OKK) DPP LDII Supriasto, SH., MH; Motivator sekaligus anggota Departemen Pelatihan dan Pendidikan Umum (PUP) DPP LDII H. Akmaludin Akbar, MPSi., dan warga LDII peraih medali emas PON XX Papua cabor Pencak Silat Eka Yulianto.

Ketua DPW LDII  Jabar, drg. H. Dicky Harun, Sp.Ort meminta agar para pemuda membekali diri sehingga memiliki kemampuan berorganisasi, berupa menyatukan visi, misi, dan pikiran dengan anggota lain. Kegiatan berorganisasi ini secara legal formal diakui dan diperhitungkan.

“Para pemuda dan pengurus organisasi harus semangat berorganisasi dan menjadi pemimpin dalam rangka mengisi kemerdekaan dan pembangunan. Kami menyiapkan generasi muda yang siap mendukung Indonesia emas sebagai bonus demografi. Pemuda disiapkan untuk menjadi tulang punggung bangsa. Di era globalisasi ini, kita harus jadi pemain, pameran utama, jangan jadi penonton. Bekalnya berupa ilmu agama, ilmu pengetahuan, dan attitude, sehingga bisa menjadi generasi profesional religius,” paparnya.

Baca Juga: Ketua Umum LDII: Keajaiban Sumpah Pemuda Hilang Bila Hak Sipil Tak Dipenuhi

Sementara itu, Tokoh Pemuda Jabar sekaligus Anggota DPR RI HM. Farhan, SE mengatakan, elemen bangsa termasuk para pemuda harus bisa menghargai perbedaan, walaupun isu-isu sektarian, rasisme, dan kesukuan sering menghantui persatuan. Bahkan tuduhan fitnah, serta tindakan-tindakan kekerasan lainnya sering terjadi.

“Perbedaan ini menjadi sebuah kekayaan, Anda bayangkan apabila kita semua sama. Alangkah membosankannya Indonesia, Karena kita tahu, perbedaan apa pun kita dengan saudara sebangsa kita, kita adalah satu Indonesia,” paparnya menjelaskan secara daring dari Konsulat Jenderal (Konjen) RI di New York.

Lebih lanjut Farhan mengajak generasi muda untuk memberikan sumbangsih kepada bangsa baik jiwa dan pikiran.

Baca Juga: Prof. Dr. KH. Miftah Faridl : LDII Berkontribusi dalam Perjuangan Ekonomi Umat

Sumbangsih ini bukan berarti semua harus menjadi pemimpin, namun bisa berkarya dan membantu pembangunan di Indonesia melalui berbagai macam bidang.

“Saat ini Indonesia dipercaya menjadi pemimpin 20 negara terkaya di dunia atau G-20. Ini terwujud karena keyakinan kita. Apa pun latar belakangmu, ketika harus membaktikan kepada bangsa atau sumbangan fungsi sosial, maka kita harus siap. Keberadaan LDII juga mempunyai nilai sosial dan generasi mudanya berpotensi memimpin bangsa,” harapnya.

Sementara itu, Plt Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Kemenpora, Drs. Imam Gunawan, MAP mengatakan, pemuda mempunyai enam dimensi menguntungkan. Pertama, dimensi filosofis sebagai generasi dan pemimpin berikutnya.

Baca Juga: Hari Santri Nasional 2021, Ini yang Dilakukan LDII Jabar

Kedua, dimensi demografis, dengan 24% dari jumlah penduduk Indonesia adalah para pemuda, usia 16-30 tahun.

Ketiga, dimensi potensi berupa minat, talenta, kreativitas, inovasi dan penguasaan teknologi.

Keempat, dimensi problematika berupa pengangguran, perilaku destruktif, dan partisipasi.

Baca Juga: Setia Jaga NKRI, di HUT TNI Ormas Islam LDII Apresiasi TNI

“Kelima, dimensi peran sebagai pelaku dan target perubahan. Keenam, dimensi lingkungan strategis dimana banyak tersedia sumber-sumber alam, berada dalam lingkungan global, banyak keunggulan daerah, dan berada dalam revolusi industri 4.0 menuju 5.0,” paparnya. ***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler