Dai Juga Harus Terus Belajar, Tugas Dakwah Itu Berat Tapi Nikmat

31 Agustus 2021, 12:05 WIB
DPW Hidayatullah Jawa Barat menggelar upgrading dai se-Jawa Barat bertema “Dengan Semangat Hijrah Kita Satukan Tekad Menuju Hidayatullah Jabar Jaya dan Berkibar bertempat di Pondok Qur'an Hidayaturrahman Ciawi, Bogor, Sabtu lalu, 28 Agustus 2021. /HIDAYATULLAH JABAR/

JURNAL SOREANG- DPW Hidayatullah Jawa Barat menggelar upgrading dai se-Jawa Barat bertema “Dengan Semangat Hijrah Kita Satukan Tekad Menuju Hidayatullah Jabar Jaya dan Berkibar bertempat di Pondok Qur'an Hidayaturrahman Ciawi, Bogor, Sabtu lalu, 28 Agustus 2021.

Acara yang dihadiri oleh pengurus DMW, DPW, DPD, dan amal usaha Hidayatullah se-Jawa Barat ini menghadirkan narasumber Kabid Organisasi DPP Hidayatullah, Ustadz Asih Subagyo, S.Kom dan Kadep Perkaderan DPP Hidayatullah, Ustadz Shaleh Usman, S.S, M.I.Kom.

Ketua DPW Hidayatullah Jawa Barat Ustadz Taufik Wahyudiono, S.Pd, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya acara tersebut.

“Upgrading dai ini penting, tujuannya untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan serta keterampilan dakwah bagi seluruh dai Hidayatullah, menumbuhkan motivasi para dai agar sabar dan istikamah dalam dakwah," kata Taufik.

Baca Juga: PSSI Berharap Lebih Banyak Lagi Pemain Indonesia Lahir dari LDII, Indra Sjafri: Sepakbola Juga Ajang Dakwah

Lebih jauh Taufik mengatakan  berjuang di dunia dakwah itu berat tetapi nikmat. Karena itu, para dai harus satu frekuensi dan seirama sehingga perjuangan ini bisa dirasakan bersama-sama.

"Kita bisa bersama-sama memperjuangkan dienul Islam ini, kita harus satu frekuensi, harus rapi seperti sebuah shaf yang kuat," ujarnya.

Menurutnya, berdakwah di Jabar ini menjadi tantangan tersendiri mengingat wilayahnya sangat luas dan jumlah penduduknya paling besar di Indonesia.

Baca Juga: In Memoriam KH. Muchtar Adam: Kalau Dua Tahun Dakwah Tak Ada Fitnah, maka Dakwah Gagal

"Ini menjadi tantangan untuk para dai dalam melakukan percepatan tugasnya," katanya.

Sementara itu, Asih Subagyo menyampaikan berkaitan reorientasi dan salah satu ukuran ketaatan yang nyata adalah kegiatan halaqah.

Asih juga mengingatkan kepada para dai bahwa yang menjadi ikatan di Hidayatullah adalah ikatan tauhid. "Bukan ikatan kepentingan pribadi atau kelompok, bukan ikatan jabatan, atau ikatan lainnya.. Jika ikatan sebatas dunia,  maka organisasi Hidayatullah akan pecah," tambahnya.

Baca Juga: Ikatan Remaja Masjid (IRMA) Jabar Adakan Pemilihan Duta Dakwah Digital, Ini Persyaratan dan Cara Daftarnya

Sedangkan Sholeh Usman menyampaikan dai harus pandai berkomunikasi dan  komunikasi itu berhasil manakala pesan itu diterima oleh mad'u/komunikan.

"Pesan yang kita sampaikan itu akan diterima dengan baik sepenuh hati jika kita turut bagian dalam pesan itu. Kita harus mencontoh Nabi Muhammad SAW, beliau orang yang sukses dalam berkomunikasi," katanya.

Kemudian Sholeh Usman memberi rahasia bagaimana Rasulullah SAW sukses dalam komunikasi.

"Sebelum melakukan komunikasi horisontal (dengan umat) ternyata beliau menjalankan komunikasi vertikal, transendental dengan Allah SWT, dan ini banyak sekali dalilnya," ungkapnya.

Baca Juga: Hebohkan Dunia Dakwah Indonesia, Diduga Kelelahan, Ustadz Zacky Mirza Jatuh Pingsan Ketika Berdakwah di Riau

Salah satu bentuk komunikasi vertikal dan transendental yaitu pada saat kita melaksanakan ibadah shalat, saat itu kita berkomunikasi dengan Allah SWT.

Pada kesempatan itu juga ditandatangani MoU antara Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dengan mitra zakat dan pembagian Al Qur'an secara simbolik untuk Rumah Qur'an dari (BMH).

Selain itu, juga dilakukan pelantikan pengurus DPD Hidayatullah Majalengka.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler