IRMA Jabar Bekali Remaja agar Mampu Hadapi Generasi Serba Instan

7 Agustus 2021, 03:54 WIB
LOGO IRMA Jabar. Organisasi ini aktif menggelar berbagai acara dan lomba untik membelali remaja menghadapi era 5.0 /IRMA/

JURNAL SOREANG- Ikatan Remaja Masjid (IRMA) Jabar menggelar Pelatihan Calon Tutor IRMA Jawa Barat Daring Angkatan 14 Wilayah VI Kab. Bandung dan Kab. Sumedang pada 6-7 Agustus 2021. Pelatihan yang diikuti 500 peserta siswa SMA/SMK/MA ini, dibuka melalui Zoom dan YouTube IRMA Jabar.

Ketua Tutor IRMA Jabar,  Irfan Rizkiana Raja Nugraha mengatakan, selama masa pandemi Covid-19 IRMA Jabar  telah mengadakan acara pelatihan calon tutor secara daring bagi para generasi muda, para remaja mesjid.

"Tujuannya yaitu untuk membentuk kader-kader remaja mesjid yang berwawasan keagamaan yang luas dan kuat serta membangun karakter pribadi Islami yang kokoh, aktif, produktif, inovatif, dan berdayaguna. Apalagi di era serba instan ini," ujarnya.

Baca Juga: Ikatan Remaja Masjid (IRMA) Jabar Adakan Pemilihan Duta Dakwah Digital, Ini Persyaratan dan Cara Daftarnya

Ketua IRMA Jabar,  Aditya Gustian Saputra mengatakan bahwa pelatihan calon tutor ini untuk mendidik para kader remaja masjid se-Jawa Barat agar semakin profesional dan gigih dalam bersyiar serta berjiwa pemimpin yang bijaksana, berwawasan Islam yang Rahmatan lil alamin serta berpola fikir moderat dan berjiwa sosial dan kebangsaan yang tinggi.

"Seringkali saya mendapatkan statement bahwa mengikuti organisasi keagamaan seperti IRMA itu adalah hal yang membosankan, sehingga banyak yang mundur dan tidak mau mengikutinya," katanya.

Sementara Pembina IRMA Jawa Barat, Dr. Asep Saeful Bahri, M.Ag., mengatakan,  generasi milenial sangat bergantung pada media sosial, namun mereka belum memiliki filter yang kuat untuk dapat menyaring informasi yang diterima.

Baca Juga: IRMA Jabar Terima Penghargaan YouTube, Dakwah Digital IRMA Patahkan Mitos

"Nampak terlihat kecenderungan pengguna internet yang sering tidak peduli dengan nilai-nilai moral dan etika dalam berkomunikasi dan menyebarkan informasi di media sosial," katanya.

Dosen di STMIK AMIK Bandung ini menyatakan, generasi milenial juga mempunyai tantangan dalam menghadapi era baru dikehidupannya yakni:

1). Era Society 5.0. Society 5.0 sebagai komplemen Revolusi Industri 4.0 perlu diarahkan pada peran generasi milenial untuk kemajuan bangsa di masa mendatang.

" Society 5.0 dapat diartikan sebagai suatu konsep masyarakat yang berpusat pada manusia (human centered) yang berbasis teknologi (technology based)," katanya.

Baca Juga: Dari Istigasah IRMA Jabar Tolak Bala Covid-19: Allah Tak Bebani Ujian di Luar Kemampuan

2). Perkembangan teknologi yang begitu pesat, termasuk adanya peran-peran manusia yang tergantikan oleh kehadiran robot cerdas.

"Untuk itu maka diperlukannya pemahaman society 5.0 yang berbasis spiritualitas dan kebudayaan sebagai bekal bagi proses pengembangan generasi milenial yang siap akan problematika dan tantangan," ujarnya.

3). Melalui Society 5.0, kecerdasan buatan (artificial intelligence) akan mentransformasi jutaan data yang dikumpulkan melalui internet pada segala bidang kehidupan (the Internet of Things) menjadi hal baru.

Baca Juga: Penanggulangan Covid-19 Harus Pula Melirik Kekuatan Doa, Ini yang Dilakukan IRMA Jabar dan Pemkab Bandung

"Pada era ini teknologi berkembang sangat luar biasa dan telah membawa perubahan yang sangat drastis kepada generasi milenial. Perubahan mulai dirasakan dari bersosialisasi, cara berkomunikasi, memperoleh informasi sampai cara berpikir dan tindakan terhadap permasalahan yang dihadapi," katanya.

Di era serba instan ini, kata Asep, sering tampak berbagai persoalan seperti, maraknya praktik politisasi agama, penyalahgunaan dakwah, eksploitasi umat, hingga banyaknya hate speech, hoax dan fitnah kini membanjiri wajah keberagaman bangsa.

"Menghadapi era seperti ini sudah saatnya generasi milenial turut andil dalam menyebarkan konten positif," katanya.

Jika generasi milenial hari ini tidak diarahkan dan diseimbangkan antara kecakapan teknologi dan penggunaannya untuk kebaikan, maka apa yang disebut dengan istilah “generasi instan” akan benar-benar tercipta.

Baca Juga: IRMA Jabar dan Disdik Jabar Ingatkan Pentingnya Pendidikan Karakter Saat Pandemi

"Minimnya etika, rasa sosial juga akan terjadi. Maka tidak dapat dihindari lagi bahwa untuk memanggil generasi milenial hari ini dibutuhkan panggilan yang berulang-ulang.Karena mereka suntuk saat menggunakan gadget yaitu sibuk saling berbalas chat dengan teman medsosnya," katanya.

Hal ini dikarenakan banyak perubahan yang terjadi terhadap cara hidup yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Generasi milenial dianggap sebagai pembawa nilai-nilai negatif karena berkaitannya dengan budaya luar atau budaya kebarat-baratan.

" Banyak modus kejahatan dalam media sosial, penipuan, penyebaran informasi yang bohong (hoaks), video-video yang tidak pantas dan tidak layak ditonton, dan masih banyak lagi segala kejahatan yang terdapat di media sosial," katanya.

Baca Juga: Remaja Masjid Tak Perlu Bingung Kuliah Sebab Ada Kerja Sama IRMA Jabar dan ARS University, Ada Beasiswa Kuliah

Nilai-nilai sosial yang dulu sangat dihargai, dielu-elukan seakan sudah hilang entah kemana. Adat Istiadat yang menjadi ciri khas seakan telah ditinggalkan oleh masyarakat muda.

"Mereka lebih mengedepankan sikap egoisme dan rasionalisme dalam menyikapi sesuatu hal.Ketika yang mereka inginkan tidak tersampaikan maka emosi akan mencuat, kemarahan, makian, hujatan, dan segala macam yang mereka lakukan," katanya.

Kehadiran masjid menjadi penting untuk generasi milenial sebagai upaya membina keimanannya dari waktu ke waktu. "Hal ini agar milenial hari ini betul-betul dapat menjadi harapan keluarga, agama, bangsa dan negara, mereka harus mendapatkan bimbingan dan arahan sebaik-baiknya," katanya.

Baca Juga: Tiga Siswa Masuk Babak Final Lomba Kesan dan Pesan Pesantren Digital IRMA Jabar, Ini Namanya

Sedangkan Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIII, Dra. Hj. Otin Martini, M.Pd. mengatakan dengan adanya satu kata di Jawa Barat adalah IRMA sehingga saya mengapresiasi termasuk dalam kegiatan pelatihan calon tutor IRMA Jawa Barat.

"Yang pertama harus inovatif agar tidak bosan ketika remaja ini. Misalnya mengadakan atau ada tugas dan fungsinya sebagai IRMA satuan pendidikan atau jasa tertentu yang harus dilakukan inovatif dalam berkarya mengkaji tentang keagamaan berperilaku baik menjadikan suri teladan berakhlak mulia sehingga pendidikan karakter itu dapat dilakukan," katanya 

Belajar aktif, inovatif, efektif, dan menyenangkan agar peserta merasa nyaman dan enjoy akan kegiatan ini.

Baca Juga: Wow, Ratusan Ribu Remaja Masjid Ikuti Penutupan Pesantren Digital IRMA Sekaligus Peringatan Nuzulul Quran

"Mari kita dukung bersama organisasi IRMA ini sehingga dapat meningkatkan jati diri dan perubahan karakter dengan cara kebiasaan dan berteman dengan yang lebih baik," katanya.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler