Tantangan Tenaga Kesehatan Perempuan Lebih Berat, 70 Persen Tenaga Kesehatan Adalah Perempuan

9 Maret 2021, 12:55 WIB
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung Ahyani Raksanagara /Humas Setda Kota Bandung/

JURNAL SOREANG-Hari Perempuan Sedunia yang diperingati setiap 8 Maret dimaksudkan untuk memberi dukungan terhadap perempuan di seluruh dunia.  Momen ini juga diperingati sebagai perayaan kesetaraan gender yang meliputi berbagai bidang, yakni sosial, ekonomi, kebudayaan, dan politik.

Terlebih di masa pandemi Covid-19 dengan kesetaraan gender antara kaum laki-laki dan perempuan kian terlihat.Salah satunya adalah peran tenaga kesehatan (nakes) yang berjibaku sebagai garda terdepan menangani pasien terkonfirmasi virus corona.

Para nakes ini terdiri dari laki-laki dan perempuan yang memiliki tugas yang sama, tidak dibeda-bedakan.

Baca Juga: Inovatif! Fitur Logistik Pikobar Bantu Nakes Ajukan Alkes

Sebagai Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung yang tentunya bagian dari nakes, dr. Ahyani Raksanagara menilai perempuan dan laki-laki, baik dalam kegiatan sosial maupun pekerjaan, diberikan kesempatan yang sama.

Ia menyarankan perempuan harus bisa memanfaatkan kesempatan yang telah diberikan dengan sebaik-baiknya, dan juga mengeluarkan semua potensi yang dimiliki hingga menjadi manfaat bagi orang lain.

"Di jajaran kesehatan, 60-70 persennya justru perempuan. Ada perawat, bidan, dokter, dan kita selalu secara tugas tidak dibedakan. Jadi intinya tunjukan saja semua potensi itu," tutur Ahyani dalam keterangannya di Balai Kota Bandung, dilansir dari humas.bandung.go.id, Senin 8 Maret 2021.

Baca Juga: Nakes Puskesmas Baleendah, Kabupaten Bandung Disuntik Vaksin, Anggota Polsek Lakukan Pengawalan

Namun demikian, Ahyani tak memungkiri, kesetaraan gender membuat perempuan saat ini memiliki peran ganda. Sebab, selain bekerja di luar rumah, perempuan juga memiliki peran di dalam rumah, baik sebagai ibu maupun istri yang harus melayani suami dan anaknya.

"Tantangannya bagaimana dukungan  orang terdekat, keluarga mendukung perempuan mengembangkan potensinya. Makanya kenapa yang ini bisa berkarya dengan baik, yang ini tidak? Itu tergantung dari supporting orang terdekat terutama keluarga," terangnya.

Selama pandemi, Ahyani dan juga nakes lainnya yang bersentuhan langsung dengan pasien terinfeksi Covid-19 bahkan memiliki tantangan lainnya.

Baca Juga: 440.000 Nakes dan 23.000 Vaksinator Disiapkan, Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Semakin Dekat

Ahyani menyebutkan tantangan tersebut yakni berupa ketakutan dan kekhawatiran akan menularkan virus yang saat ini mewabah di seluruh penjuru dunia kepada anggota keluarganya.

"Di satu sisi, mereka harus tiap hari melayani bahkan mencari yang positif. Di sisi lain, dia punya anak, suami, dan keluarga. Dia ada rasa gimana kalau nanti menularkan keluarga. Itu yang harus kita kuatkan bahwa ikhtiar harus maksimal, APD digunakan, protokol kesehatan dipakai," tuturnya.

Ahyani mengungkapkan, ia bisa melihat bagaimana kekhawatiran yang dirasakan tenaga kesehatan setiap harinya. "Dia harus menyusui anak sementara dia juga harus melayani karena itu sudah sumpah dokter," sambungnya.

Baca Juga: Gubernur Jabar Ingin Percepat Vaksinasi, Ini Syaratnya Menurut Wakil Walikota Yana Mulyana

Ia setiap harinya harus berkeliling ke setiap Fasilitas Kesehatan (Faskes), seperti Puskemas, dan bertemu dengan banyak orang.

"Yang saya lakukan berusaha melindungi diri dan keluarga. Sampai ke rumah menerapkan prokes yang benar. Sampai ke rumah saya tidak bertemu keluarga, mandi dulu, ganti baju dan sebagainya," terang Ahyani.

"Perlindungan bukan hanya secara fisik, tetapi asuransi seharusnya juga ada. Dan dukungan dari sosial, jangan distigma tapi harus disupport karena mereka memiliki kegalauan sendiri. Tidak pernah ada libur dari tahun lalu, jadi pemahaman seperti itu sangat diperlukan bagi semua," pungkas Ahyani. ***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler