Pernyataan Macron dan Pemenggalan, PBNU : Keduanya Harus Diluruskan

Sam
- 31 Oktober 2020, 15:25 WIB
Wakil Ketua Komisi II DPR RI sekaligus Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) menyampaikan pemaparannya saat konsolidasi interen GP Ansor di Cangkuang, Kabupaten Bandung, Jumat, 30 Oktober 2020.
Wakil Ketua Komisi II DPR RI sekaligus Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) menyampaikan pemaparannya saat konsolidasi interen GP Ansor di Cangkuang, Kabupaten Bandung, Jumat, 30 Oktober 2020. /Sam

JURNAL SOREANG - Pada prinsipnya kita (Pemerintah Indonesia) sudah benar terkait protes keras terhadap pernyataan yang disampaikan oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang dianggap menghina Islam. Demikian yang dikatakan Wakil Ketua Komisi II DPR RI sekaligus Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut), saat wawancara di Cangkuang, Kabupaten Bandung, Jumat, 30 Oktober 2020.

"Tapi di sisi lain kita juga tidak boleh membenarkan prilaku biadab orang yang memenggal kepala seorang guru di Prancis pasca mempertunjukan kartun Nabi Muhammad," kata Gus Yaqut.

Kendati orang yang memenggal guru di Prancis itu merupakan seorang muslim, namun Macron tidak boleh menjastifikasi dan mengenerlisasi bahwa muslim sebagai sapatisme, serta menggambarkan Islam sebagai agama yang mengalami krisis di dunia.

Baca Juga: Tahun Ini Tidak Ada Kenaikan Upah Minimum di 18 Provinsi

"Dua-duanya harus diingatkan, jadi Macron tidak boleh mengenerlisasikan bahwa semua muslim itu seperti orang imigran yang memenggal kepala guru itu," jelasnya.

Pun demikian dengan Islam itu sendiri, bahwa tidak boleh menjastifikasi bahwa setiap perbedaan dan penghinaan boleh dilakukan dengan kekerasan.

"Begitu juga sebaliknya, Islam tidak boleh menjustifikasi bahwa setiap perbedaan dan penghinaan boleh dilakukan dengan kekerasan, padahal hal itu tidak boleh, dan keduanya harus diluruskaan," imbuhnya.

Baca Juga: Owa Hainan Dulu Terancam Punah, Kini Populasinya Bertambah

"Kita protes keras terhadap penyataan Macron, sambil di sisi lain kita mengingatkan bahwa tindakan memenggal kepala ataupun menghina Nabi, itu bukan cerminan Islam.

Halaman:

Editor: Sam


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x