Israel Perintahkan Gereja Anglikan Yerusalem Evakuasi Sebelum Rumah Sakit Al-Ahli Baptist Diledakan

- 20 Oktober 2023, 11:13 WIB
Ilustrasi gereja, Israel Perintahkan Gereja Anglikan Yerusalem Evakuasi Sebelum Rumah Sakit Al-Ahli Baptist Diledakan/ddzphoto/pixabay.com /
Ilustrasi gereja, Israel Perintahkan Gereja Anglikan Yerusalem Evakuasi Sebelum Rumah Sakit Al-Ahli Baptist Diledakan/ddzphoto/pixabay.com / /


JURNAL SOREANG
- Gereja Anglikan di Yerusalem Timur mendapatkan tiga perintah dari pihak Israel beberapa hari sebelum Militer Israel melancarkan serangan mematikan ke Rumah Sakit Al-Ahli Baptist di Kota Gaza.

"Kami mendapatkan tiga perintah untuk tinggalkan rumah sakit pada Sabtu, Minggu, Senin. Rumah sakit dibom pada Selasa," demikian kata Uskup Agung Hosam Naoum dalam keterangan Pers Rabu 18 Oktober 2023, dikutip JurnalSoreang dari laman aa.com.tr.

Naoum menambahkan bahwa tiga perintah evakuasi itu disampaikan melalui pembicaraan telepon.

Baca Juga: Tanggapan CW dan Coach Yeb Mengenai Netizen yang Mengklaim Tim ONIC Indonesia Digendong oleh Pemain Filipina

"Hampir semua perintah ini disampaikan lewat telepon," ujarnya.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sedikitnya terdapat 471 warga Palestina dinyatakan meninggal dunia dalam serangan udara israel ke sebuah rumah sakit di Gaza pada Selasa 17 Oktober 2023 itu.

Namun meskipun hasil forensik membuktikan dan menunjukan tak langsung, Israel justru menolak bertanggungjawab atas serangan itu.

Naoumi mengatakan bahwa ledakan yang dilakukan Israel ke sebuah rumah sakit itu adalah suatu kejahatan, dan merupakan pembantaian.

Baca Juga: Kendaraan Terendam Genangan Air? Jangan Panik, Berikut Cara Berkendara di Musim Hujan

"Kami sebagai pemimpin Gereja selalu mengingatkan kekerasan akibat konflik di Timur Tengah antara Israel dan Palestina saat ini," kata Naoumi.

Mengenai siapa yang bertanggungjawab atas tragedi yang memilukan itu, Naomi mengatakan, "Apa yang kami tahu adalah apa yang kami lihat di televisi dan kami bukan pakar militer yang menentukan pihak tersebut,” katanya.

"Setidaknya kami tahu bahwa banyak bangunan, rumah dan banyak tempat yang dibombardir dalam penyerbuan oleh Israel," demikian Naoumi menyampaikan sesuai dengan terjadinya insiden mematikan dirumah sakit yang berada di Kota Gaza itu. 

Baca Juga: Diet ala Jennie BLACKPINK! Ampuh Mengecilkan Pinggang dengan Varian Kalori yang Bervariasi

"Ini adalah fakta-fakta di lapangan," lanjut Naoumi meyakinkan kebenaran kejadian tersebut.

Sementara itu, seperti yang dilansir dari Media Nasional Turki, Anadolu, bahwa Israel menolak untuk bertanggung jawab atas serangan ke rumah sakit tersebut, namun tiga perintah evakuasi yang diterima pihak gereja melalui telepon itu sudah cukup memberikan bukti dugaan yang kuat bahwa pihak Israel adalah pelaku serangan itu. 

Rumah sakit Baptist adalah rumah sakit yang terkenal di Jalur Gaza. Rumah sakit yang berdiri sejak tahun 1980an ini adalah sebuah rumah sakit bersejarah yang berada dibawah naungan Gereja Anglikan atau Gereja Inggris.  

Baca Juga: Galeri Kriya Bedas: Menyongsong Kemajuan Industri Kecil Menengah di Kabupaten Bandung

Konflik Israel Palestina pecah pada 7 Oktober 2023 yang lalu didahului dengan serangan mendadak oleh Kelompok militan Hamas yang meluncurkan 'Operasi Badai Al-Aqsha, serangan itu ditujukan Hamas dari berbagai penjuru, dengan menembakkan roket, dan menyusupkan anggota Hamas lainnya ke wilayah kekuasaan Israel.

Pihak Hamas mengklaim bahwa operasi itu dilakukan sebagai bentuk serangan balasan atas penyerbuan Israel terhadap Masjid Al-Aqsha yang berada di wilayah pendudukan Yerusalem Timur, dan meningkatnya kekerasan yang dilakukan oleh pihak Israel terhadap warga Palestina. 

Israel kemudian membalas serangan balik Hamas itu dengan melancarkan 'Operasi Pedang Besi' dalam menyerang  kelompok Hamas di Jalur Gaza.

Baca Juga: Menikmati Musim Panas dengan Ceri Manis dalam Berbagai Hidangan Lezat

Saat ini Rakyat Palestina baik yang ada di Kota Gaza maupun secara keseluruhan dinegara itu, mengalami krisis kemanusiaan yang kian hancur, dan memprihatinkan, dikarenakan ketidaktersediaan makanan, air, bahan bakar dan pasokan listrik, serta mulai menipisnya persediaan obat-obatan.

Konflik yang berkepanjangan menyebabkan kedua bangsa "bersaudara" itu telah membuahkan penderitaan rakyat yang entah kapan usai.

Israel yang  bersikukuh dengan pendirianya sebagai negara yang berdaulat semakin kejam menekan palsetina yang hingga saat ini belum mendapatkan kejelasan atas status negaranya sebagai salah satu bangsa yang berhak atas tanah Warisan Para Nabi itu oleh Badan Peserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). 

Baca Juga: Google Doodle Hari Ini: Merayakan Kelezatan Papeda, Warisan Indonesia Timur

Sementara PBB terkesan sangat lamban dalam menangani konflik kedua bangsa tersebut.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Gutteres telah berulangkali menyerukan agar pertikaian kedua negara segera diakhiri dengan gencatan senjata untuk mengindari jatuhnya korban yang lebih banyak, dan meringankan beban penderitaan rakyat Palestina yang sungguh luar biasa itu.

Dilaporkan pula, bahwa pemimpin Hamas di Palestina Jehad Mheisen beserta anggota keluarganya tewas terbunuh dalam serangan yang dilancarkan Israel ke Jalur Gaza pada Kamis, 19 Oktober 2023 waktu setempat.

Semenjak perang kedua negara ini pecah pada 7 Oktober lalu, sedikitnya 3.478 warga Palestina tewas, dan lebih dari 1.400 warga Israel kehilangan nyawa.***

Editor: Kinanti Putri Rudiana

Sumber: aa.com.tr


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah