Network
JURNAL SOREANG - Gaza, adalah salah satu kota tertua di Palestina. Kota ini berdiri semenjak zaman pemerintahan Raja Daud (King David) Panglima Militer Israel yang pertama yang juga seorang raja yang terkenal bijaksanaanya dimasa itu.
Kota Gaza dijuluki Kota Segi Tiga Emas-nya Palestina, karena merupakan pusat perekonomian di Palestina, dan memiliki akses jalan yang strategis yang dapat dilalui dari berbagai jalur khususnya untuk perdagangan di Timur Tengah. Sebab itulah daerah itu disebut Jalur Gaza (Gaza Track)
Namun saat ini, Gaza sedang berduka hebat, gempuran milisi Israel yang terjadi pada senin 9 Oktober 2023 lalu bertubi-tubi menghantam Jalur Gaza dan daerah lainnya, di Plasetina.
Serangan Israel ini adalah sebagai balasan atas tindakan kelompok militan Palestina, Hamas, sebelumnya pada Jumat 6 Oktober 2023, yang menerobos pemukiman warga Israel di perbatasan Jalur Gaza, dan menangkap beberapa warga Israel, termasuk anak-anak dan perempuan.
Baca Juga: Rezeki Anda Seret? Berikut ini Adalah Dzikir yang Bisa Dibaca untuk Membantu Melancarkan Rezeki
Tak terelakan lagi, perang pun akhirnya pecah, hingga hari ini kedua negara yang merupakan "saudara sepupu" ini saling melancarkan serangan.
Tanpa perikemanusiaan lagi Israel tiada hentinya menggempur Kota Gaza dan menyerang markas Hamas di Kota Gaza melalui udara sehingga mengakibatkan banyak korban warga sipil Palestina meregang nyawa dan ratusan lainya kehilangan tempat tinggal.
Demikian seperti yang disampaikan oleh juru bicara Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Koordinasi Urusan kemanusiaan, (OCHA), bahwa diperkirakan terdapat 338. ribu orang warga sipil Palestina telah diamankan ditempat pengungsian di Jalur Gaza.
Atas kejadian ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyampaikan seruan kepada semua pihak yang terkait untuk dapat memberikan akses ke Jalur Gaza yang masih dalam Blokade pihak Israel, agar bantuan dapat segera disalurkan kepada para korban yang terdampak konflik.
"PBB menyerukan semua pihak dan pihak-pihak terkait agar memberi akses kepada kami untuk memberikan bantuan kemanusiaan yang sangat di butuhkan warga sipil Palestiana," demikian kata Juru bicara PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) Jens Laerke seperti dilansir Jurnal Soreang dari AntaraNews.com.
