Network
JURNAL SOREANG - Ratusan ribu pemilik akun di Amerika Serikat (AS) dilaporkan terpengaruh setelah hacker China meretas akun email Duta Besar AS untuk China, Nicholas Burns, dalam operasi mata-mata, lapor Wall Street Journal (WSJ).
Akun Asisten Menteri Luar Negeri untuk Asia Timur, Daniel Kritenbrink, juga diretas, menurut pengungkapan yang dibuat awal bulan ini oleh Microsoft, menurut laporan tersebut.
Juga terdaftar dalam operasi itu adalah Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo, yang memicu peringatan dari diplomat tinggi Washington kepada mitranya dari China.
Baca Juga: India Melarang Ekspor Beras, Risiko Inflasi Dikhawatirkan Meningkat
Ditanya tentang pembobolan akun dua diplomat yang dilaporkan, Departemen Luar Negeri AS menolak untuk memberikan perincian dan mengatakan penyelidikan atas operasi mata-mata sedang berlangsung.
Sementara itu, Kedutaan Besar China di Washington menolak berkomentar lebih lanjut, namun Kementerian Luar Negeri China sebelumnya menyebut tuduhan itu sebagai 'misinformasi'.
Pekan lalu, Microsoft mengatakan peretas China menyalahgunakan salah satu kunci digitalnya dan mengeksploitasi cacat dalam kodenya untuk mencuri email dari lembaga pemerintah AS dan pelanggan lainnya.
Namun, perusahaan menolak mengomentari laporan WSJ terbaru dan pelanggaran tersebut telah menempatkan praktik keamanan Microsoft di bawah pengawasan.
Baca Juga: Anti Surut! Para Pemilik Weton Akan bisa Mendapatkan Rezeki yang Melimpah di Bulan Agustus 2023
Pejabat dan anggota parlemen mendesak perusahaan yang berbasis di Redmond, Washington untuk memastikan audit digitalnya adalah yang terbaik dan tersedia untuk semua pelanggannya secara gratis.
