“Melayani jemaah haji merupakan suatu kehormatan bagi kami. Walaupun kami hampir tidak punya waktu untuk istirahat atau berangkat, saya sangat menantikan untuk bekerja di sini karena ini pertama kali saya bekerja selama haji,” jelasnya.
Tahun lalu, untuk pertama kalinya dalam sejarah negara itu, tentara wanita Saudi terlihat bekerja sebagai bagian dari layanan keamanan, yang memantau jemaah haji selama haji.
Visi Arab Saudi 2030 bertujuan untuk memberdayakan perempuan dan menawarkan mereka peran yang setara di pasar kerja, serta di masyarakat, melalui pelonggaran pembatasan dan memberi mereka lebih banyak hak untuk bekerja, bepergian, dan mengemudi tanpa izin wali laki-laki.
Awal bulan ini, Otoritas Umum untuk Statistik mengatakan tingkat pengangguran total di Arab Saudi turun menjadi 6 persen dalam tiga bulan pertama tahun ini dari 6,9 persen selama periode yang sama pada 2021.
Tahun lalu, Kementerian Haji secara resmi mengizinkan wanita dari segala usia untuk melakukan haji tanpa wali atau kerabat laki-laki, yang memungkinkan mereka untuk bepergian dalam kelompok.
Pekan lalu, Persatuan Umum Mobil mengatakan siap meluncurkan layanan transportasi untuk musim haji tahun ini, Saudi Press Agency melaporkan.
“Bus dan transportasi direncanakan dengan sempurna untuk para peziarah, meminimalkan waktu tunggu peziarah di bawah terik matahari,” Samira Khan, seorang peziarah India, mengatakan kepada The National.
“Khususnya yang menggunakan kursi roda, kami temui stafnya, sangat membantu dan membantu mereka terlebih dahulu. Bus-busnya ber-AC dan ada tempat khusus di luar Masjidil Haram untuk jemaah naik ke Mina dan mengatur tempat untuk rombongan," bebernya.
"Tidak ada bus tua. Padahal, dulu orang harus menderita panas berjam-jam di dalam bus. Sekarang transfer antar lokasi dan kota sangat mudah dan nyaman," katanya.