Naik Haji 2022 : Fakta Unik Rompi Penurun Suhu, Untuk Antisipasi Jemaah Heat Stroke di Arab Saudi

- 5 Juli 2022, 19:39 WIB
NAIK HAJI 2022: Inovasi Rompi Penurun Panas, Nizar Apresiasi Kinerja Tim Kesehatan 2022! Terbuat dari Apa?
NAIK HAJI 2022: Inovasi Rompi Penurun Panas, Nizar Apresiasi Kinerja Tim Kesehatan 2022! Terbuat dari Apa? /kemenag.go.id

JURNAL SOREANG - Ibadah naik haji adalah ibadah yang diimpikan oleh semua muslim di dunia.

Tidak semua muslim bisa berangkat naik haji, entah karena keterbatasan biaya atau hal lain.

Namun dalam ibadah naik haji 2022 ini pemerintah Indonesia sudah menyiapkan rompi penurun suhu.

Pada musim haji tahun 2022, Kementerian Kesehatan memanfaatkan teknologi carbon cool yang didesain menjadi set rompi penurun suhu untuk penanganan kasus heat stroke pada jemaah haji di Armuzna.

Baca Juga: Juventus Ngebet Ingin Datangkan Nicolo Zaniolo Dari AS Roma Untuk Musim Depan, Antonio Cassano Ungkap ini

Rompi ini juga akan digunakan oleh petugas kesehatan yang bertugas di wilayah Armuzna sebagai tindakan pencegahan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Kesehatan Haji, dr. Budi Sylvana, MARS.

“Rompi penurun suhu ini merupakan inovasi pelayanan kesehatan di musim haji 1443 H, untuk penanganan kasus heat stroke yang mungkin terjadi di musim haji 2022 ini” ujar dr.Budi.

Sebanyak 10 Jaket sudah disiapkan untuk petugas, sementara 20 jaket disiapkan untuk pertolongan pertama pada Jemaah heat stroke.

Tim dokter Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, sekaligus tim peneliti Dr dr Rr Suzy Indharty MHA MKes SpBS(K)-Spesialis bedah saraf konsultan tumor otak dosen Fakultas Kedokteran USU Medan kolaborasi dengan dosen Fakultas Tehnik UNS Solo, mengatakan bahwa pengukuran suhu dan tanda vital jemaah menjadi parameter dalam penggunaan rompi set ini.

Baca Juga: Jika Tidak Menemukan Kesepakatan, Juventus Akan Ambil langkah Ini ke AS Roma Untuk Dapatkan Nicolo Zaniolo

“Suhu diukur secara continue, dan akan dihentikan setelah suhu pasien turun mencapai 38 derajat, untuk kemudian diberikan terapi standar lainnya.” Ujar dr. Suzy.

Penggunaan tekno cool bukan tanpa sebab. Daya tahan dingin yang lama dan titik leleh menjadi alas alasan utama teknologi ini digunakan.

“Bisa bertahan 8-12 jam, jauh lebih lama dibandingkan dengan penggunaan es atau ice gel, tidak cepat mencair, dan tidak basah” tambahnya.

Dalam penggunaanya, pasien akan dipakaikan rompi lengkap dengan decker untuk meredam saraf-saraf sensorik yang banyak di bagian tubuh terbuka yang tersengat matahari yaitu bagian lengan, paha, dan betis. Dalam keadaan emergency, techno cool bisa langsung ditempelkan di tubuh pasien, tambah dr. Suzy.

Baca Juga: Pemain ini Akan Jadi Motivasi Nicolo Zaniolo Setelah Lepas Dari AS Roma dan Bergabung Dengan Juventus, Siapa?

Koordinator Surveilans PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan Prof. Rustika, SKM, MSi memastikan teknologi Ini sangat dibutuhkan untuk penanganan heat stroke pada Jemaah Haji. Inovasi ini perlu mendapatkan dukungan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional agar dapat digunakan secara massal.

“teknologi dan inovasi baru dalam penanganan heat stroke sangat dibutuhkan.Pengembangan penelitian selanjutnya dilakukan dengan kolaborasi dengan BRIN, bagaimana bisa digunakan selanjutnya karena cuaca terlalu panas di arab saudi mencapai 50-60'c dan dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas heat stroke dan komplikasinya kata Prof Rustika.***

Editor: Desi Nurhayati

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah