Sementara itu, sektor khusus di Masjidil Haram juga diperkuat petugas lainnya dengan jumlah petugas di sektor khusus kini mencapai 80 orang.
Petugas tersebar di sebanyak 8 titik, didalam maupun diluar masjid, dinataranya lokasi tawaf, lokasi sai, pintu Babussalam, sekitar Tower Zamzam, serta tiga terminal bus yang ada di seputaran Masjidil Haram.
Linjam juga membantu para Jemaah yang tersesat atau tertinggal oleh rombongannya, membantu memenuhi apa-apan yang dibutuhkan para Jemaah seperti mencarikan sandal Jemaah yang hilang, atau membantu agar Jemaah tidak memakai jasa kereta dorong yang ilegal.
“Termasuk kereta dorong kita juga arahkan dan sosialisasikan untuk kereta dorong yang resmi. Kami juga punya banyak sandal untuk membantu Jemaah yang kehilangan sandal,” ucap Muftil Umam.
“Hampir tidak ada risti (pelindungan), seperti tahun 2019 yang luar biasa. Tiap hari 2019, hampir ada 200 Jemaah tersesat, sekarang paling banyak 20. Ini sama teman-teman langsung diatasi. Kalau ada Jemaah yang tersesat. Linjam wajib membantu sampai titik bus pengantaran,” tutur Umam.
Hasil sementara dari evaluasi yang telah dilakukan, masalah Jemaah yang paling sering terjadi di Masjidil Haram yaitu para Jemaah lupa atau tidak tahu jalan pulang ke hotel mereka.
Untuk tahun 2022 ini, Jemaah yang seperti itu mudah diarahkan karena rata-rata masih di bawah 65 tahun dengan tingkat pengetahuan yang cukup.
“Hampir tidak ada risti (pelindungan), seperti tahun 2019 yang luar biasa. Tiap hari 2019, hampir ada 200 Jemaah tersesat, sekarang paling banyak 20. Ini sama teman-teman langsung diatasi. Kalau ada Jemaah yang tersesat. Linjam wajib membantu sampai titik bus pengantaran,” jelas Umam.