NAIK HAJI 2022 : KKHI Akan Uji Coba Rompi Penurun Panas Khusus, Pada Puncak Ibadah Haji di Armuza

- 30 Juni 2022, 07:27 WIB
KKIH dan Tim Kesehatan bersiap hadapi gelombang Armuza
KKIH dan Tim Kesehatan bersiap hadapi gelombang Armuza /

JURNAL SOREANG - Puncak pelaksanaan haji yaitu wukuf di Arfah, Musdalifah dan mina, atau biasa disebut Armuza.

Tim kesehatan Haji Indonesia nyatakan siap hadapi gelombang Armuza.

Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) fokuskan tin kesehatan dan beberapa pos kesehatan di Arafah, Muzdalifah dan Mina.

Baca Juga: NAIK HAJI 2022: Kemenag akan Tindak Tegas Pihak yang Menyalahi Aturan Pemberangkatan Calon Jemaah Haji Furoda

“Seluruh tenaga kita fokuskan di Armuzna, yang dari Madinah juga sudah ada di Makkah,” kata kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji, Budi Sylvana, pada Rabu 29 Juni 2022 di KKHI.

Untuk Armuzna, sebanyak 782 orang tenaga kesehatan akan diturunkan.

Mereka terdiri dari 48 dokter spesialis, 67 dokter umum, serta ratusan perawat.

Baca Juga: NAIK HAJI 2022: Haji Furoda Rawan Penipuan, Kemenag Ingatkan Hal Ini Kepada Para Calon Jemaah

Dokter spesialis yang diterjunkan di antaranya spesialis jantung, spesialis paru, spesialis penyakit dalam, anastesi, bedah ortopedi, kulit dan kelamin, mata, dan spesialis jiwa.

“Tenaga dokter dan perawat Insya Allah sudah siap. Obat-obatan juga mencukupi untuk puncak Armuzna,” ujarnya dilansir dari jaman kemenag.go.id

Atasi cuaca panas ketika puncak haji, KKHI juga akan mulai mencoba rompi penurun panas atau Carbon Cool.

Baca Juga: Update Naik Haji 2022 : Visa Haji Furoda Belum Terbit, Travel Minta Jamaah untuk Berdoa Agar Tak Ada Kendala

Rompi ini didesain khusus untuk jemaah yang mengalami heat stroke akibat udara yang cukup panas.

“Di Indonesia ini pernah diuji coba dan berhasil. Nanti akan kita coba apakah efektif untuk jemaah heat stroke,” ungkapnya.

Menjelang puncak haji, KKHI juga melakukan screaning khusus bagi jemaah dengan risiko tinggi. Mereka didata di kloter dan sektor.

Baca Juga: Naik Haji 2022 : Berikut 3 Keistimewaan Hari Puncak Ibadah Haji, dan Doa di Hari Arafah Kalian Wajib Tahu

Jika risiko tinggi dengan komorbid, jemaah akan dijemput untuk dilakukan medical check up di KKHI.

“Sudah 500-an jemaah yang kita screaning,” ujarnya.

Jika medical check up menunjukkan jemaah tidak memungkinkan ikut Armuzna, maka KKHI akan mengusulkan agar yang bersangkutan ikut program safari wukuf.

“Jemaah yang tidak memenuhi syarat nanti disafari wukufkan, naik bus wukuf di Arafah 1-2 jam dan dikembalikan di KKHI untuk dirawat kembali. Prinsipnya keselamatan jemaah prioritas dengan tidak mengesampingkan rukun hajinya,” ucapannya.

Baca Juga: NAIK HAJI 2022: Update! Visa Haji Furoda Mulai Temui Titik Terang, Sudah Ada Kepastian Waktu Terbitnya?

Data di KKHI, jemaah yang dirawat mayoritas menderita kardiovaskular atau terdapat gangguan pada jantung dan pembuluh darah.

“Penyakit paling banyak diderita jemaah adalah kardiovaskular. Awalnya diprediksi penyakit paru, ternyata kardiovaskular, yakni jantung. Angkanya cukup banyak bahkan dari 14 yang meninggal 13 terkait kardiovaskular,” ujarnya.

Semantara itu, Kepala Seksi Kesehatan Haji Indonesia M Imran mengatakan hingga saat ini KKHI telah merawat 731 kasus rawat jalan dan 200 rawat inap.

Baca Juga: NAIK HAJI 2022: Kemenag akan Tindak Tegas Pihak yang Menyalahi Aturan Pemberangkatan Calon Jemaah Haji Furoda

“Sekarang ini 67 orang yang rawat inap. Paling banyak penyakit jantung karena memiliki riwayat jantung sebelumnya juga banyak yang diabetes dan hipertensi,” ungkapnya

Selain itu juga ada enam jemaah yang sedang dirawat di tiga rumah sakit Arab Saudi, yakni Rumah Sakit An Nur, Rumah Sakit King Faisal, serta Rumah Sakit King Abdul Aziz.

Imran mengatakan, timnya juga sudah siap untuk menghadapi Armuzna. Obat-obatan, serta peralatan medis juga telah siap.

“Kami juga menyiapkan klinik utama di Arafah, yakni di tenda misi haji serta ada 4 klinik satelit di setiap maktab,” ujar Imran.

Baca Juga: NAIK HAJI 2022 : Jelang Puncak Ibadah Haji KKHI Siapkan 728 Tenaga Kesehatan di Armuza

Selain itu, di Muzdalifah juga ada 10 pos kesehatan yang tersebar di maktab.

Di Mina juga didirikan satu klinik utama.

“Kita juga punya 10 klinik mobile yang siaga di jamarat baik jalur atas maupun bawah,” kata dia.

Persiapan yang dilakukan KKHI sudah sangat matang termasuk menyiapkan rompi penurun panas, semoga gelombang Armuza mendapatkan kelancaran.***

Editor: Siti Nur Azizah

Sumber: kemenag.go.id kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x