Pemberontak 'Houthi' Menguasai Yaman dan Istana Presiden yang Mengguncang Dunia, Ternyata ini Caranya

- 26 Januari 2022, 19:52 WIB
Pemberontak Houthi Yaman bersiap mengeksekusi mata mata-mata yang bekerja untuk Arab Saudi.*
Pemberontak Houthi Yaman bersiap mengeksekusi mata mata-mata yang bekerja untuk Arab Saudi.* /Reuters/

JURNAL SOREANG - Hussein Abdreddin al Houthi, seorang ulama Zaydi terkemuka dan anggota parlemen dari 1993 hingga 1997, menjadi pengkritik keras Presiden Yaman, Ali Abudllah Saleh pada 1990-an.

Dia menuduh pemerintah terlalu dekat dengan Amerika Serikat dan Israel. Ketegangan meningkat lebih lanjut setelah Presiden Saleh dilaporkan memotong dana untuk Hussein al Houthi pada tahun 2000.

Frustrasi oleh status politik dan ekonomi Zaydi yang buruk, ia mulai mengumpulkan pendukung untuk demonstrasi anti-pemerintah pada awal 2000-an.

Dikutip Jurnal Soreang dari wilsoncenter.org, pemerintah mengeluarkan surat perintah penangkapan al Houthi, dan para pengikutnya mulai bentrok dengan pasukan keamanan.

Baca Juga: Terungkap, KPK Sebut Walikota Nonaktif Bekasi Rahmat Effendi Potong Tunjangan Lurah untuk Keperluan Pribadi

Al Houthi dibunuh oleh pasukan keamanan pada tahun 2004. Sejak itu, kerabat dan pendukungnya telah melancarkan enam pemberontakan melawan pemerintah, yang dikenal sebagai perang Houthi.

Presiden Saleh menuduh Iran mendukung pemberontakan. Houthi menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan pemerintah pada 2010, tetapi bergabung dengan protes Musim Semi Arab terhadap Saleh satu tahun kemudian.


Bagaimana Houthi naik ke tampuk kekuasaan?

Setelah berbulan-bulan protes, Presiden Saleh menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya, Abd Rabbuh Mansour al Hadi pada November 2011.

Halaman:

Editor: Azmy Yanuar Muttaqien

Sumber: wilsoncenter.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x