JURNAL SOREANG - Ukraina sebagai salah satu negara penghasil wanita cantik di dunia pernah bergantung pada pelacuran atau prostitusi sebagai sumber pendapatan warganya.
Hal itu terjadi ketika Ukraina memisahkan diri atau meraih kemerdekaan dari Uni Soviet pada 24 Agustus 1991.
Sebagai negara baru, ekonomi Ukraina mengalami transisi dari ekonomi terpusat (bergantung pada Uni Soviet) ke ekonomi pasar.
Proses transisi tersebut menimbulkan kesulitan ekonomi di Ukraina. Hampir 80 persen penduduk Ukraina dipaksa jatuh miskin.
Pengangguran terus meningkat. Bahkan, pengangguran di kalangan perempuan lebih banyak lagi.
Imbasnya, banyak perempuan Ukraina terpaksa jadi pelacur. Prostitusi pun jadi sumber pendapatan mereka.
Baca Juga: Inilah Negara yang Penduduknya Suka Makan Darah, Dipercaya Membawa Keberuntungan? Simak Faktanya
Wisata seks tersebut semakin meningkat dan menjamur di Ukraina menyusul banyaknya wisatawan asing datang ke negara Eropa Timur tersebut.
Institut Studi Sosial Ukraina mencatat pada tahun 2011 ada 50 ribu wanita Ukraina yang bekerja sebagai pelacur.
Jumlah pelacur terbesar ditemukan di Kiev, Ibu Kota Ukraina, sekitar 9 ribu orang. Kemudian, di Kota Odessa (sekitar 6 ribu pelacur).
Baca Juga: AFF Suzuki Cup 2020 Berakhir, Netizen Beramai - Ramai Beri Dukungan Kepada Shin Tae-yong
Selanjutnya, di Kota Dnipropetrovsk dan Donetsk (masing-masing sekitar 3 ribu pelacur), Kharkiv (2.500 orang), dan Krimea (2 ribu orang).
Saking banyaknya pelacur di Kota Kiev, media Barat menjuluki Ibu Kota Ukraina tersebut sebagai "Surganya Seks".
Dikutip dari laman voxukraine.org, banyak pemandu wisata yang fasih berbahasa Inggris untuk membawa para wisatawan mancanegara menikmati wisata seks di Ukraina, khususnya Kiev.
Para tahun 2015, Pemerintah Ukraina di bawah Perdana Menteri Andriy Nemirovsky sempat mengajukan Undang-Undang untuk melegalkan pelacuran di Ukraina.
Namun, usulan tersebut mendapat penolakan dari berbagai kalangan. Imbasnya, pelacuran di Ukraina sampai sekarang masih dianggap ilegal.***