Pemerintah Terus Dorong Budaya Sensor Film Mandiri, LSF: Regulasi Selalu Tertatih-tatih dalam Kejar Teknologi

- 2 Januari 2022, 07:42 WIB
Pemerintah Terus Dorong Budaya Sensor Film Mandiri, LSF: Regulasi Selalu Tertatih-tatih dalam Kejar Teknologi
Pemerintah Terus Dorong Budaya Sensor Film Mandiri, LSF: Regulasi Selalu Tertatih-tatih dalam Kejar Teknologi /Kemendikbud ristek/

JURNAL SOREANG- Penyediaan film nasional maupun internasional yang ditayangkan pada berbagai platform penyedia konten film berbayar ataupun tidak berbayar (gratis) dalam dua tahun terakhir di Indonesia makin meningkat.

Dalam merespon hal tersebut, Kemendikbudristek melalui Lembaga Sensor Film Republik Indonesia (LSF RI) mencanangkan Deklarasi Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri. Penandatanganan Piagam Pencanangan Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri menjadi penanda dukungan para pemangku kepentingan untuk bergerak bersama mendorong masyarakat memilih dan memilah jenis film yang sesuai dengan kategori usia.

“LSF memandang sensor mandiri perlu, mengingat perkembangan dunia yang sangat digital, terutama untuk tontonan yang dapat diakses dengan bebas dan gratis bahkan berbayar. Jika tidak dibekali dengan sensor mandiri akan sangat disayangkan untuk anak cucu kita. Kesadaran untuk memilah memilih tontonan ini yang perlu ditanamkan sedari dini,” ujar Ketua LSF, Rommy Fibri Hardiyanto pada kegiatan pencanangan Deklarasi Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri yang diadakan secara hibrida, Kamis 30 Desember 2021.

Baca Juga: Ternyata Masyarakat Sudah Lakukan Budaya Sensor Film, Ini Hasil Surveinya

Sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman, lahirnya gerakan nasional ini juga sebagai implementasi tugas dan fungsi LSF.

Lembaga ini memberikan perlindungan terhadap masyarakat dari dampak negatif yang timbul dari peredaran dan pertunjukan film dan iklan film.

“Regulasi selalu tertatih-tatih dalam mengejar perkembangan teknologi terkini, oleh sebab itu pilihan sensor mandiri kita dorong menjadi budaya di masyarakat,” tegas Romy.

“LSF tidak dapat bekerja sendiri, kolaborasi dan kerja sama dari semua pemangku kepentingan dari berbagai sektor sangat dibutuhkan sehingga masyarakat memahami budaya sensor mandiri dalam hal ini masyarakat dapat memilah tontonan yang sesuai dengan klasifikasi usianya,” ungkap Rommy.

Baca Juga: Indonesia Diserbu Tsunami Tontonan, Warga Didorong Budayakan Sensor Mandiri

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud Ristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah