Terungkap! Alasan Beberapa Orang Belanda Masih Membenci Soekarno Hingga Kini, Sejarawan: Ternyata Salah Paham

- 16 Desember 2021, 09:44 WIB
Berikut beberapa kumpulan kutipan menyambut Hari Sumpah Pemuda dari Soekarno dan beberapa tokoh Indonesia lainnya.
Berikut beberapa kumpulan kutipan menyambut Hari Sumpah Pemuda dari Soekarno dan beberapa tokoh Indonesia lainnya. /Dok. lipi.go.id

Sumber informasi Gerard tentang Sukarno dapat ditelusuri kembali ke surat-surat ayahnya, sedangkan mahasiswa yang memprotes di Lebak tidak pernah diharuskan membaca novel Max Havelaar karya Multatuli.

Oleh karena itu, kesalahpahaman antara sosok Sukarno dan Multatuli di kedua belah pihak menjadi bias.

Sejarawan Anne-Lot Hoek membahas topik distorsi sejarah dan kaitannya dengan pemahaman masa lalu dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh NRC pada edisi 16 Agustus (“Gemiste Koloniale Geschiedenis, Gemiste Kans”, “Missed Colonial History, Missed Opportunity”).

Pasal tersebut menandakan pusat narasi (Belanda) telah mengabaikan munculnya gerakan kemerdekaan selama revolusi Indonesia antara 1945-1950.

Namun, Hoek menyatakan bahwa hal itu tidak terjadi selama dua hari antara kapitulasi Jepang pada tanggal 15 Agustus 1945 dan proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Baca Juga: 3 Istri Soekarno yang Lahir di Bulan Februari, 1 dari Jepang, Siapa Saja?

Gerakan kemerdekaan Indonesia sebenarnya telah berdiri beberapa dekade sebelumnya dengan Sukarno sebagai satu kesatuan. dari para pemimpinnya. Karena itu, memang mudah menuduh Sukarno sebagai boneka Jepang.

Akibatnya, distorsi ini, menurut saya, ikut berperan dalam keputusan untuk tidak menggunakan nama Sukarno sebagai nama jalan di wilayah Ijburg, Amsterdam.

Beberapa orang Belanda, terutama mereka yang berasal dari zaman yang sama dengannya, tidak akan pernah bisa menghormati Sukarno karena mereka atas kemalangan Belanda dan Indonesia selama 3,5 tahun pendudukan Jepang di Indonesia dan perang kemerdekaan sesudahnya.

Kapten Westerling bahkan memberikan hadiah kecil untuk kepala Sukarno: tidak lebih dari 5 sen!

Halaman:

Editor: Azmy Yanuar Muttaqien

Sumber: historibersama.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah