Network
JURNAL SOREANG - Princess Deena Aljuhani Abdulaziz adalah anggota keluarga kerajaan Arab Saudi, istri dari HRH Prince Sultan bin Nasser bin Abdulaziz, entrepreneur di bidang fashion dan terakhir dikenal sebagai editor in chief pertama Vogue Arabia.
Deena Abdulaziz berasal dari keluarga Arab biasa, bukan dari kalangan bangsawan.
Deena Abdulaziz lahir di California dan besar di antara negara-negara Timur Tengah dan Amerika Serikat karena ayahnya yang seorang ahli ekonomi sering mengajar di universitas AS.
Baca Juga: Persija Menang Telak 3-0 atas PSM dan Mulai Naik ke Papan Atas, Jadi Ancaman Persib dan Bhayangkara
Ayahnya juga merupakan mantan menteri komunikasi di kabinet pemerintahan Arab Saudi.
Pada 1998, Deena menikah dengan Pangeran Sultan bin Nasser bin Abdulaziz, sejak itu ia memiliki gelar Princess Deena Aljuhani Abdulaziz. Mereka dikaruniai 3 orang anak.
Pada 2006 ia membuka butik fashion bernama D’NA di Riyadh, dan dilanjutkan dengan cabang lainnya di Doha, Qatar. Ia juga sempat meluncurkan fashion e-commerce dnachic.com.
Namun sayang Ia meninggalkan bisnis fashionnya ini ketika ia diangkat sebagai editor Vogue Arabia.
Baca Juga: Keren! Salah Satunya dari Indonesia, Inilah 4 Atlet Putri Bulutangkis dengan Segudang Prestasi
Majalah Vogue, ‘kitab’ bagi penggemar fashion di seluruh dunia pertama kali menerbitkan edisi Arab dan Timur Tengahnya pada Maret 2017 lalu.
Deena Abdulaziz yang merupakan icon fashion dari Arab dan Timur Tengah dianggap pilihan tepat untuk memimpin penerbitan majalah ini.
Sebagai cover pertama Vogue, Deena memilih model Gigi Hadid yang di foto tersebut mengenakan hijab yang glamor.
Namun rupanya cover tersebut menuai kritik keras dari masyarakat yang menganggap Gigi Hadid tidak pantas dipakaikan hijab.
Kontroversi tersebut berujung beda pendapat antara Deena Abdulaziz dan ia dipecat oleh manajemen penerbitan setelah 2 edisi.
Jauh sebelum ia menjadi editor untuk majalah Vogue Arabia, Deena Abdul Aziz sudah menjadi bagian dari komunitas fashion internasional.
Ia menjadi bintang street style karena kecakapannya tampil edgy dan elegan sekaligus glamor dalam berbagai kesempatan.
Ia kerap datang ke berbagai event fashion bergengsi seperti fashion week.
Baca Juga: Saat Pandemi Malah Guru-Guru Indonesia Semakin Berdaya, Ini Buktinya
Ketika berada di Arab, ia memiliki prinsip ‘mengenakan baju yang pantas yang dikenakan dengan cara yang stylish’.
Namun ketika ia tidak berada di Riyadh, ia mengeksplor selera fashionnya lebih jauh. Karena itu ia dianggap ikon fashion dari Arab yang berhasil mempertemukan gaya timur dengan barat.***
