Beda Dengan Thailand, Ternyata Wanita Transgender Di Pakistan Sering Mengalami Kekerasan

- 11 November 2021, 15:04 WIB
Beda Dengan Thailand, Ternyata Wanita Transgender Di Pakistan Sering Mengalami Kekerasan
Beda Dengan Thailand, Ternyata Wanita Transgender Di Pakistan Sering Mengalami Kekerasan /

JURNAL SOREANG – Sebuah komunitas pria, yang mengejar dan melecehkan wanita transgender di Pakistan, mengirim 200 pesan ancaman kepada Paras, seorang penari transgender.

Di sebuah ruangan dengan kertas dinding berwarna merah muda, seorang wanita transgender asal Pakistan duduk di sofa kulit dengan kaki pria ditangannya.

Wanita transgender Pakistan tersebut memohon pengampunan pria itu karena menolaknya. Kejadian tersebut didokumentasikan oleh salah satu dari empat teman pria itu.

Baca Juga: Olivia Nathania, Anak Nia Daniaty, Ditetapkan Jadi Tersangka Kasus Penipuan CPNS

Dia mengatakan bahwa jika dia menghinanya lagi, maka pemintaan maaf pun tidak akan cukup.

Beberapa bulan lalu, Paras, wanita transgender yang ada dalam video tersebut mulai menerima lusinan pesan video dan audio yang mengancan karena ia menolak hubungan yang lebih serius dengan pria tersebut.

Para aktivis percaya bahwa ancaman terhadap penari transgender, yang lebih suka diidentifikasi hanya dengan nama depannya untuk menjaga keselamatan dan perlindungannya, diatur oleh Beelas.

Baca Juga: 10 Gunung Tertinggi di Indonesia ini Jadi Tujuan Favorit Para Pendaki, Kamu Sudah Trekking yang Mana Nih?

Beelas sendiri merupakan istilah yang digunakan oleh komunitas transgender untuk pria yang melakukan kekerasan terhadap mereka karena menolak paksaan dan perilaku seksual mereka.

Sebagian besar orang yang tergabung dalam Beelas adalah mantan kekasih orang transgender yang membalas dendam setelah ditolak untuk menyetujui perilaku seksualnya.

Para lelaki sering menghadiri pertunjukan tari dan melakukan rayuan seksual pada wanita transgender, jika mereka ditolak akan dibalas dengan kekerasan.

Baca Juga: Bermunculan Atlet Berbakat, Tim Menembak Jabar Optimis Bisa Maksimalkan Raihan Medali Peparnas XVI Papua 2021

Kediaman Paras juga tidak aman, beberapa kali pendukung pria tersebut berusaha masuk dan menggedor pintu rumahnya.

Mereka berjaga-jaga diluar rumah Paras dan mengancam akan menculiknya. Sebuah video yang berisi seorang pria meminta Paras untuk meminta maaf agar pria lain yang menghadiri pertunjukan tari tidak dipermalukan.

Paras mengatakan, pelaku telah menghadiri pertunjukan tariannya di pesta pernikahan dan arisan selama setahun.

Baca Juga: Bukan Brunei Darussalam, Pasangan Muda di Pakistan Minum Racun dan Meninggal Karena Tak Direstui Keluarga

Seiring dengan berjalannya waktu, pria itu menjadi semakin agresif dalam upaya untuk melibatkannya dalam hubungan yang lebih serius.

Ketika Paras mencoba menjauhinya, dia berulang kalli dilarang tampil di acara Karachi, kemudian tak lama setelah itu, ia mulai menerima pesan ancaman.

Karena takut, beberapa anggota komunitas transgender lokal pun mulai memutuskan hubungan dengan Paras.

Baca Juga: Kekuatan Tim Lawan, Menjadi Motivasi Tim Tenis Meja Jabar Dalam Meraih Medali Peparnas XVI Papua 2021

Meningkatnya ancaman dan pembatasn gerakan Paras, akhirnya membuatnya meminta maaf kepada pelaku dan pendukungnya dengan membungkuk didepan mereka.

Tapi, terlepas dari permintaan maafnya, dia terus menerima ancaman dari pria lain.

Kasus penyiksaan terhadap waria seringkali disertai dengan tindakan memotong rambut untuk merendahkan dan mempermalukan korban.

Baca Juga: Harga Tes PCR Indonesia Masih Mahal, Ini Perbandingannya dengan Negara-negara Lain

Pada April lalu, seorang transgender berusia 60 tahun ditembak dan dibunuh oleh penyerang tak dikenal yang menerobos masuk ke rumah mereka di wilayah Kirangi Karachi.

Pada tahun 2021, total 37 kasusu penyerangan terhadap orang transgender juga terdaftar, termasuk empat pembunuhan di Karachi.***

Editor: Handri

Sumber: VICE


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x