JURNALSOREANG - Tampilnya Laurel Hubbard sebagai atlet transgender pertama pada ajang olimpiade di Olimpiade Tokyo 2020, sempat menuai perdebatan.
Bagaimana tidak, seorang yang memiliki fisik lebih menyerupai laki-laki, memang wajar dianggap tak adil jika harus tampil di kelas puteri, menghadapi lawan-lawan yang notabene lahir sebagai perempuan.
Jika dicermati, kejadian yang menimpa Laurel mirip seperti yang pernah dialami mantan pebolavoli putri Indonesia Aprilia Manganang di ajang SEA Games.
Baca Juga: Laurel Hubbard akan Catat Sejarah Sebagai Atlet Transgender Pertama di Olimpiade Tokyo 2020
Bedanya, Aprilia justru memang terlahir sebagai perempuan meski memiliki fisik yang lebih menyerupai laki-laki.
Namun kelebihan fisiknya itu membuat prestasi Aprilia mudah melesat.
Meskipun demikian, dunia olahraga harus fairplay dan menerima Aprilia karena memang ia ia terlahir sebagai perempuan, sehingga harus bermain bersama perempuan.
Baca Juga: Ghebreyesus, Ketua WHO Mendukung Olimpiade Tokyo 2020
Setelah pensiun dari bola voli, Aprilia kemudian meniti karir sebagai prajurit TNI dan memutuskan untuk menjalani operasi kelamin menjadi laki-laki tulen dengan nama baru Aprilio Manganang.