Namun lagi-lagi, Kaisar harus mengubur dalam-dalam. Cintanya belum terbalaskan oleh Putri Uighur ini.
Hingga suatu hari, Kaisar tengah mabuk dan masuk kedalam kamar Putri Uighur tersebut dengan niat, ingin menyalurkan hasrat seksualnya.
Ternyata, Kaisar mendapat perlawanan dari Putri Uighur tersebut, alhasil tangan Kaisar terluka oleh belati.
Pada saat itu, melawan atau menolak keinginan seorang Kaisar merupakan pelanggaran yang sangat berat dan bisa dihukum mati.
Namun berkat cintanya pada Putri Uighur, ahirnya Kaisar memaafkan pelanggaran tersebut, meskipun dia mengalami luka.
Mendengar berita itu, ibu Suri Kaisar marah besar. Dia khawatir jika suatu saat Putri Uighur tersebut akan membunuh Kaisar.***