Ia juga menunjukkan jamu kemasan salah satu merek jamu kemasan populer yang digemari Dubes Masafumi Ishii.
“Kalau Ibu sendiri mencampur jamu kemasan tersebut dengan air dan es batu sehingga rasanya menyegarkan,” ujar dia.
“Saya amat terkesan mengetahui bahwa resep jamu diwariskan secara turun temurun dari generasi nenek, ke generasi ibu, lalu kepada cucu. Sungguh tradisi yang indah,” puji Sayoko.
Baca Juga: Mantul, Pikat Pengunjung Pameran Produk Indonesia, KBRI Tokyo Gelar Wayang Kulit Berbahasa Jepang
Sementara itu, Yasuko Kanasugi, mengungkapkan dirinya juga sudah pernah minum jamu. “Saya minum jamu yang terdiri dari campuran jahe, kayu manis, madu dan gula jawa sekitar dua hingga tiga kali seminggu,” tutur dia.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Darma Wanita Persatuan Kedutaan Besar Republik Indonesia (DWP KBRI) di Tokyo, Nuning Akhmadi, yang menegaskan jamu adalah kekayaan budaya Indonesia sejak dulu dan perlu dilestarikan dan dipopulerkan, terutama di kalangan generasi muda.
“Saya masih ingat aroma jamu yang dibuat nenek saya. Beliau membuat jamu dari tanaman di rumah dengan resep turun temurun. Saya sangat suka kunyit asam dan beras kencur. Brotowali terlalu pahit untuk saya,” terang Nuning sambil mengingat masa kecilnya.
Dalam kesempatan ini, RBI juga turut membagikan resep dan cara pembuatan kunyit asam, wedang jahe, dan beras kencur serta menunjukkan bahan-bahan aslinya yang bisa dibeli di wilayah Tokyo.
“Selain itu, sebagian peserta yang telah dikirimkan sampel jamu dan diajak minum bersama dalam acara RBI ini. Acara RBI juga mengajak peserta yang tinggal di Tokyo dan sekitarnya untuk datang ke Indonesia Bazaar,” ucap Atdikbud Yusli.