KBRI Tokyo Bersama Universitas Osaka Jalin Kerja Sama Kesehatan, Pangan dan Bioteknologi

- 23 Juni 2021, 07:10 WIB
Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang, Heri Akhmadi, menyerahkan cenderamata kepada Presiden Universitas Osaka, Shojiro Nishio, di Osaka, pada Jumat 18 Juni 2021.
Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang, Heri Akhmadi, menyerahkan cenderamata kepada Presiden Universitas Osaka, Shojiro Nishio, di Osaka, pada Jumat 18 Juni 2021. /Kemendikbudristek/

Selain menandatangani kerja sama pada bidang kesehatan, pangan dan bioteknologi, pada kunjungannya ke Universitas Osaka, Dubes Heri Akhmadi berkesempatan berdiskusi dan melihat sarana Lab ICBiotech. Dalam diskusi hangatnya bersama Kazuhito Fujiyama, Eiichirou Fukusaki dan Sastia Prama Putri. Dubes Heri menyampaikan gagasan-gagasan kerja sama terkait Merdeka Belajar – Kampus Merdeka.

Gagasan tersebut antara lain pertukaran mahasiswa atau dosen satu sampai dua semester dan juga penelitian bersama yang melibatkan perguruan tinggi di Indonesia dan Universitas Osaka.

Baca Juga: KBRI Tokyo Gelar Program BIPA Saling Sapa dan Berbagi Edisi-5 Secara Daring

"Saya harap Universitas Osaka bisa menjadi mitra perguruan tinggi di Indonesia dalam program tukar-menukar mahasiswa dan dosen. Dengan demikian peluang terjadinya kerja sama riset berujung inovasi menjadi tinggi," tegas Dubes Heri Akhmadi.

Sementara itu, Konjen Osaka Diana ES Sutikno yang juga turut mendampingi Dubes Heri mengusulkan "tailor-made training” bagi peningkatan kapasitas staf dari lembaga di Indonesia yang berhubungan obat dan makanan.

Pada pertemuan tersebut pihak Lab ICBiotech menyampaikan, Universitas Osaka berencana akan melakukan penelitian dengan melibatkan Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Baca Juga: KBRI Washington DC Menggelar Syukuran Wisuda Mahasiswa Indonesia Tahun 2021 Secara Virtual

Penelitian ini akan bergerak pada food loss atau penanganan sampah makanan yang berasal dari bahan pangan seperti sayuran, buah-buahan atau makanan yang masih mentah namun sudah tidak bisa diolah menjadi makanan dan akhirnya dibuang begitu saja.

Dalam hal limbah pengguna akhir, kata Atdikbud Yusli, berdasarkan perhitungan EIU menggunakan data dari Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, Indonesia menghasilkan 6 kilogram limbah makanan setiap tahun per orang pada tahun 2018.

"Data dan manajemen terkait food loss ini sangat penting untuk diteliti sebab menurut _The Economist Intelligence Unit's 2018 Food Sustainability Index_, Indonesia menempati peringkat ke-53 dari 67 negara dalam hal kehilangan dan pemborosan pangan,” tutur Atdikbud Yusli.***

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah