Amerika Serikat Lakukan Pengawasan Terkait Adanya Reaksi Alergi terhadap Vaksin Covid-19

- 7 Januari 2021, 17:56 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19.
Ilustrasi vaksin Covid-19. /Alexandra Koch/Pixabay

JURNAL SOREANG - Ditemukannya reaksi alergi terhadap vaksin COVID-19 buatan Pfizer dan Moderna, membuat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit  (CDC) Amerika Serikat melakukan pengawasan secara saksama.

Bahkan mereka yang mengalami reaksi serius diminta untuk tidak menerima dosis kedua.

Badan kesehatan publik AS itu mengatakan, reaksi alergi terjadi pada tingkat 11,1 per 1 juta vaksinasi. Itu dibandingkan dengan vaksin flu, di mana reaksi seperti itu terjadi pada tingkat 1,3 per 1 juta vaksin.

Baca Juga: ASN Langgar Aturan Pilkada, Bawaslu Kabupaten Bandung: Mereka Tidak Paham Kode Etik

Reaksi parah masih "sangat jarang", lanjutnya seperti dilansirkan Antara, menekankan perlunya masyarakat divaksinasi ketika vaksin telah tersedia untuk mereka, mengingat ancaman kematian dan penyakit serius akibat virus corona yang telah merenggut lebih dari 357.000 nyawa di Amerika Serikat saja.

CDC mengaku sedang memantau kejadian reaksi alergi secara saksama dan berencana mengunggah informasi terkini melalui situs miliknya.

Mereka mendesak agar tempat-tempat distribusi vaksin dipersiapkan tidak hanya untuk mengenali reaksi alergi serius, yang dikenal sebagai anfilaksis, tetapi juga dilatih tentang bagaimana merawatnya dan mengenali ketika seseorang perlu dirujuk ke rumah sakit untuk perawatan ekstra.

Baca Juga: Kabar Gembira, PLN Berikan Stimulus Keringanan Biaya Listrik, Ini Cara Mendapatkannya

Pejabat CDC menyebutkan, 28 orang yang menerima vaksin Pfizer dan BioNTech mengalami reaksi alergi parah.

Mereka juga mencatat satu kasus anfilaksis, yang dapat menyebabkan bengkak pada tenggorokan dan kesulitan bernapas setelah seseorang menerima vaksin buatan Moderna.

Pejabat sebagian besar mengaitkan perbedaan itu dengan fakta bahwa vaksin Pfizer/BioNTech disetujui lebih awal dibanding vaksin Moderna. Menurutnya, tindakan pencegahan berlaku bagi keduanya.

Baca Juga: MUI: Keamanan dan kehalalan vaksin Covid-19 merupakan satu kesatuan

Riset yang dipublikasi pada Rabu dalam laporan mingguan CDC mengenai kematian dan penyakit yang melihat kasus antara 14-23 Desember, mengidentifikasikan 21 kasus anfilaksis setelah pemberian 1.893.360 dosis vaksin Pfizer/BioNTech. Dari jumlah itu, 71 persen terjadi dalam 15 menit pertama usai pemberian vaksin.

Regulator medis Inggris mengatakan bahwa siapa pun yang memiliki riwayat anfilaksis, atau reaksi alergi parah terhadap obat atau makanan, sebaiknya tidak diberikan vaksin Pfizer/BioNTech.***


Editor: Sam

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x