Jepang Buang Limbah Nuklir ke Laut, Apa Dampaknya? Apakah Perairan Indonesia Aman?

28 Agustus 2023, 10:35 WIB
Para aktivis melakukan aksi protes tindakan Jepang melepaskan limbah air radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ke Samudra Pasifik, Busan, Korea Selatan, Kamis (24/8/2023). ANTARA FOTO/REUTERS/Minwoo Park /

JURNAL SOREANG - Baru-baru ini pemerintah Jepang mulai membuang 1,25 juta ton limbah nuklir dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi ke laut, Kamis, Agustus 2023 lalu. 

Keputusan tersebut tentunya mendapat kecaman dari negara tetangga. Pasalnya, Jepang dinilai belum berkonsultasi sepenuhnya terhadap komunitas internasional terkait pembuangan air limbah. 

Kendati demikian, Jepang beralasan bahwa keputusannya itu sudah mendapat lampu hijau dari Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA). 

Baca Juga: Liga Arab  : Oumar Gonzales Absen, Al Raed Diramal akan Kalah 0-1 dari Al Riyadh

Mereka mengatakan, air limbah nuklir yang dilepaskan ke laut itu sudah memenuhi standar keselamatan internasional. Sehingga katanya, dampak radiasi terhadap manusia dan lingkungan bisa diabaikan.

Jepang Pastikan Limbah Nuklir yang Dibuang Aman

Melalui keterangan tertulisnya di kedutaan besarnya di Jakarta, Rabu, 23 Agustus 2023, Jepang menyatakan akan terus melakukan segala upaya untuk memastikan pembuangan limbah nuklir yang aman. 

Jepang mengklaim, air limbah nuklir tersebut aman karena akan disaring terlebih dahulu untuk menghilangkan sebagian besar unsur radioaktif kecuali tritium, sebuah isotop hidrogen yang sulit dipisahkan dari air.

Air yang sudah diolah kemudian akan diencerkan jauh di bawah tingkat tritium yang disetujui secara internasional, sebelum kemudian dilepaskan ke Samudra Pasifik.

Baca Juga: Jepang Buang Air Limbah Nuklir ke Laut Lepas, Apa Dampaknya?

Apa Dampaknya?

Menurut para ilmuwan, limbah nuklir mempunyai dampak yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup. Salah satunya adalah ancam ekosistem. 

Melansir dari greentumble, radiasi nuklir merupakan ancaman bagi ekosistem, tidak disegel dengan baik, kontaminasi radioaktif bisa dengan mudah menyebar ke seluruh lingkungan. 

Ekosistem udara, tanah, dan air semuanya dapat tercemar radiasi nuklir yang membahayakan manusia serta makhluk hidup lainnya. 

Selain itu, disebutkan juga bahwa tidak ada tempat penyimpanan pembuangan limbah nuklir yang aman dan berjangka panjang. 

Memang, untuk saat ini, cara yang dinilai tepat untuk membuang limbah nuklir adalah dengan dialirkan ke laut dan samudera karena kapasitasnya yang besar untuk mengencerkan radiasi. 

Baca Juga: Disaksikan Presiden Jokowi, PLN Teken Kerjasama dengan TANESCO, Kembangkan Ketenagalistrikan di Tanzania

Namun, cara ini merupakan sebuah ancaman bagi ekosistem laut. Karena kontaminasi radioaktif menyebar melalui ekosistem laut, dan radioaktif yang terkandung dalam makanan laut sangat berbahaya apabila dikonsumsi oleh manusia.

Kemudian, radiasi nuklir yang dialirkan melalui limbah nuklir yang dibuang ke laut juga berbahaya bagi makhluk hidup, hal itu karena radiasinya bisa mempengaruhi sel-sel dalam tubuh. 

Paparan radiasi juga menyebabkan kerusakan permanen pada banyak sel organ dalam. 

Tak hanya berakibat buruk bagi ekosistem yang ada di laut, radioaktif juga merupakan zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia yang bisa menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang. 

Beberapa penyakit serius yang diakibatkan dari paparan radiasi nuklir diantaranya seperti penyakit gastrointestinal, penyakit kardiovaskular, penyakit pada sistem saraf, diabetes, hingga kanker seperti kanker paru-paru, kulit, payudara, perut dan lainnya. 

Baca Juga: Mulai Kapan Kampanye Pemilu 2024 Bisa Dilakukan? Cek Dulu Jadwalnya Berikut Ini

Apakah Perairan Indonesia Aman? 

Indonesia sepertinya perlu waspada terhadap keputusan Jepang yang membuang limbah nuklir ke Samudra Pasifik. 

Pasalnya, pembuangan air yang terkontaminasi radioaktif akan berdampak buruk terhadap berbagai wilayah di Pasifik, termasuk negara-negara anggota ASEAN seperti Indonesia yang bergantung pada perikanan untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor. 

Hal itu diungkap Pengamat dari Malaysian Chinese Association (MCA) sekaligus Wakil Ketua Biro Komunikasi dan Diplomasi Internasional, Neow Choo Seong. Dia menilai rencana Jepang membuang air limbah radioaktif dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi yang rusak ke laut, bisa menimbulkan risiko yang tidak dapat diterima.

Neow menjelaskan, kontaminasi di sektor perikanan akan sangat berbahaya, tidak hanya berkaitan dengan kerugian yang ditimbulkannya pada kesehatan manusia akibat eksposur, terutama melalui makanan laut yang terkontaminasi logam berat.

Baca Juga: Promo! Harga Tiket LRT Jabodebek Hanya Rp5.000 Mulai Hari Ini 28 Agustus 2023

Menurutnya, hal itu juga akan merugikan kawasan secara ekonomi karena wisatawan akan menjauh akibat persepsi negatif dan risiko nyata, sementara ekspor makanan laut akan terhenti.

"Tidak ada batasan dalam pergerakan arus laut dan biota laut pun terus bermigrasi," ujarnya 

Neow menjelaskan, air limbah radioaktif yang dibuang ke laut, bisa menyebar ke negara-negara tetangga dan perairan laut lebih luas di seluruh kawasan, termasuk negara-negara pengekspor makanan laut utama global, seperti China, Vietnam, Thailand, dan mungkin Indonesia. 

Dengan begitu, dia menilai, limbah nuklir tersebut pasti akan mencemari kehidupan laut dan rantai makanan, serta menimbulkan ancaman jangka panjang bagi kesehatan masyarakat kita.

Menghadapi hal itu, Neow menyarankan agar Malaysia menggunakan suara dan pengaruhnya di ASEAN serta platform multilateral lainnya seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengangkat masalah tersebut.***

Editor: Yoga Mulyana

Sumber: berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler