Kabar Terkini Gempa Dahsyat yang Guncang Turki dan Suriah, Diperparah dengan Kondisi Berikut Ini

7 Februari 2023, 12:56 WIB
Gempa magnitudo 7.8 guncang Turki dan Suriah, guncang bangunan hingga menjadi puing-puing /Eren Bozkurt/AA/picture alliance /

JURNAL SOREANG - Gempa besar dengan magnitudo 7.8 mengguncang pusat negara Turki dan bagian barat laut Suriah pada pukul 4.17 pagi waktu setempat pada Senin, 6 Februari 2023, menewaskan ribuan orang dan menghancurkan 1.700 bangunan.

Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mengatakan gempa awal berpusat sekitar 33 km (20 mil) dari Gaziantep, kota besar Turki dan ibu kota provinsi. Guncangan terasa hingga ke Siprus, Mesir, dan Libanon.

Pihak berwenang Turki telah menyatakan “alarm level 4” yang berarti meminta bantuan internasional.

Baca Juga: UPDATE Gempa Turki, 1.500 Orang Meninggal Dunia dan Ribuan Lainnya Luka-Luka, Begini Kata Recep Tayyip Erdogan

Recep Tayyip Erdogan,Presiden Turki, menuliskan pada akun twitternya bahwa tim pencarian dan penyelamatan segera diberangkatkan ke daerah yang terkena gempa.

Dia juga telah menghubungi gubernur dari delapan provinsi yang terkena dampak untuk mengumpulkan informasi tentang situasi dan upaya penyelamatan.

Menurut Suleyman Soylu, Menteri Dalam Negeri Turki, telah terjadi enam kali gempa susulan dan ia memperingatkan pada warga untuk tidak memasuki bangunan karena kemungkinan resiko yang akan terjadi.

Baca Juga: Bikin Was-was! Gunung Kerinci Kembali Erupsi, Kali Ini dengan Gempa Tremor yang Sebelumnya Tak Dirasakan

Pihak berwenang Turki telah mengkonfirmasi jumlah korban yang tewas akibat bencana ini sebanyak 2.921 orang. Sedangkan jumlah korban tewas di Surih sudah dipastikan sebanyak 1.444 orang.

Proses penyelamatan terhambat oleh badai salju musim dingin yang menutupi jalan-jalan utama dengan es dan salju.

Pejabat setempat Turki mengatakan bahwa gempa membuat tiga bandara utama di daerah itu tidak dapat beroperasi, yang semakin memperumit pengiriman bantuan vital.

Baca Juga: Kabupaten Bandung Diguncang Gempa 4,0 M Dini Hari, Begini Kondisi Terbarunya

Seorang anggota tim penyelamat, Ismail Abdullah, mengatakan pada Al Jazeera bahwa situasi yang dihadapi merupakan bencana besar.

Hal ini mengingat pula jumlah korban tewas yang kemungkinan akan terus meningkat secara dramatis karena ratusan keluarga masih terjebak di bawah reruntuhan.

“Bencana ini lebih besar daripada kapasitas respon kami. Ribuan keluarga menjadi tunawisma, terlebih lagi kami menghadapi badai salju, yang menambah tragedi,” ujar Abdullah.

Baca Juga: Gempa M 6,3 Guncang Gorontalo, Warga: Terasa Diayun-ayun Bikin Pusing

Presiden Suriah, Bashar Al-Assad telah melakukan pertemuan darurat untuk meninjau kerusakan dan mendiskusikan langkah selanjutnya.

Gempa ini mengguncang penduduk di Lebanon dari tempat tidur mereka serta mengguncang bangunan selama sekira 40 detik.

Banyak penduduk Beirut yang pergi meninggalkan rumahnya dan segera mengendarai kendaraan mereka untuk menjauh dari bangunan sekitar.

Seorang profesor geofisika dari King Abdullah University, Martin Mai, mengatakan pada Al Jazeera bahwa gempa yang telah mengguncang Turki dan Suriah ini merupakan salah satu gempa terbesar yang melanda daerah tersebut dalam ratusan tahun.

Baca Juga: Apabila Terjadi Gempa Bumi, Bagaimana Teknik Penyelematan Terbaik? Berikut Tipsnya

Turki merupakan salah satu negara yang berada di zona gempa paling aktif di dunia. Gempa yang melanda bagian barat laut negara itu pada tahun 1999 telah menewaskan sekira 18.000 orang.

Beberapa bantuan telah ditawarkan dengan sigap oleh sejumlah pemimpin internasional. Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang mempertahankan hubungan baik dengan dua negara yang dilanda musibah ini, mengirimkan belasungkawa dan dukungannya kepada Erdogan dan Assad.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan bahwa negaranya sudah bersedia untuk memberikan bantuan darurat ke Turki dan Suriah.

Baca Juga: Terjadi Gempa dengan Magnitudo 6 Lebih di Daerah Gorontalo, Adakah Kerusakan? Berikut Penjelasan dari BMKG

Selain itu, Komisi Eropa telah mengerahkan sepuluh tim pencarian dan penyelamatan dari delapan negara Uni Eropa untuk membantu responden pertama di Turki.

Unit tersebut berasal dari Bulgaria, Kroasia, Republik Ceko, Prancis, Yunani, Belanda, Polandia, dan Rumania. Italia dan Hongaria juga telah menawarkan untuk mengirim tim ke Turki.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler