Saat Anak SMA dan Mahasiswa Jepang Ikut Latihan Tari dan Gamelan Jawa, Nasi Goreng Juga Jadi Rebutan

4 Juli 2022, 15:02 WIB
Pementasan dan Pelatihan Tari Jawa Gambyong Pangkur serta Gamelan yang digelar bekerja sama dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Tokyo di kediaman Duta Besar Republik Indonesia di Tokyo, Rabu 29 Juni 2022. /Kemendikbud ristek /

 

JURNAL SOREANG- Diplomasi budaya memiliki peran penting dalam hubungan internasional karena budaya adalah sarana yang dapat menjadi wadah manusia untuk memahami satu sama lain.

Pertukaran budaya memberi kesempatan untuk saling menghargai titik kesamaan dan perbedaan antar bangsa.

Hal ini disampaikan Atase Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di Tokyo, Yusli Wardiatno, dalam acara Pementasan dan Pelatihan Tari Jawa Gambyong Pangkur serta Gamelan yang digelar bekerja sama dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Tokyo di kediaman Duta Besar Republik Indonesia di Tokyo, Rabu 29 Juni 2022.

Baca Juga: KBRI Beijing Fasilitasi Pendirian Pusat Bahasa dan Inovasi di Enam Perguruan Tinggi Indonesia

Dilanjutkan Yusli, pertukaran budaya dapat menjadi jembatan yang baik bagi anak-anak muda kedua negara untuk terus meningkatkan kerja sama di bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi.

Selain itu, pemajuan kebudayaan Indonesia yang didorong KBRI Tokyo juga sejalan dengan semangat Merdeka Berbudaya yang digelorakan Kemendikbudristek.

“Diplomasi budaya juga berguna untuk memperkuat hubungan Indonesia dan Jepang dan menarik masyarakat Jepang untuk berkunjung ke Indonesia, dan harapannya dapat membawa dampak baik bagi kesejahteraan dan kemajuan ekonomi Indonesia dari sektor pariwisata dan kebudayaan,” terang Atdikbud Yusli.

Baca Juga: KBRI Tokyo Kenalkan Indonesian International Vocational Student Mobility Award pada Kampus Jepang

“Harapannya, terjalin banyak kolaborasi baik yang berbentuk formal dan juga berbasis komunitas antara anak-anak muda kedua negara pula,” terang Atdikbud Yusli.

Pementasan tari, dijelaskan Atdikbud Yusli, merupakan bagian dari pertemuan daring Asia Pacific Ladies Friendship Society (AFLS) melalui media pertemuan virtual Zoom Meeting yang diikuti oleh lebih dari 60 peserta.

Selaku tuan rumah, DWP KBRI Tokyo menampilkan Tari Gambyong Pungkur diiringi iringan gamelan secara langsung dan juga menyuguhkan paparan informasi terkait budaya. Antara lain pembuatan batik, nasi goreng, dan daerah tujuan wisata di Indonesia seperti Likupang dan Candi Prambanan dan Borobudur.

Baca Juga: Gelar Indonesia Day, KBRI Tokyo Kenalkan Pembuatan Tenun Ikat dan Resmikan PKBM Keempat di Jepang

Ketua DWP KBRI Tokyo, Nuning Heri Akhmadi, menyambut seluruh peserta dan memberikan paparannya tentang budaya Indonesia.

“Saya berharap pelatihan hari ini membekas kuat di hati peserta muda Jepang. Ke depan, KBRI Tokyo akan berupaya menyediakan wadah apabila generasi muda Jepang mau lebih dalam berlatih tarian atau musik tradisional Indonesia,” tegas Nuning.

Dalam kesempatan ini, puluhan siswa yang berasal dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Meikei–Tsukuba dan sejumlah mahasiswa asal Keio University dan Kanda Institute of Foreign Language (KIFL), mendapatkan pelatihan cara menari, bermain gamelan, dan setelahnya diajak menampilkan tarian dengan iringan gamelan.

Baca Juga: Game Masuk Industri Kreatif, KBRI Tokyo Dukung Game Lokal Indonesia Mendunia di Event Tokyo Game Show 2021

“SMA Meikei merupakan sister school dari SMA Pradita Dirgantara, Solo, sedangkan Keio University dan KIFL memiliki program pengajaran Bahasa Indonesia,” tutur Atdikbud Yusli.

“Saya bahagia dan bangga menyaksikan menyaksikan antusiasme generasi muda Jepang dalam mengenal dan mempelajari Budaya Indonesia,” ucap Atdikbud yang juga mengapresiasi komitmen para guru dan dosen pendamping yang ikut hadir menyaksikan acara pelatihan.

“Sungguh membahagiakan melihat anak-anak muda Jepang penuh semangat berlatih tarian dan cara bermain gamelan Jawa. Tidak hanya itu, mereka pun menyukai nasi goreng dan kue jajan pasar tradisional yang disuguhkan. Pengenalan kuliner dan budaya Indonesia diharapkan semakin membuat mereka lebih mencintai Indonesia ke depan sehingga akan menargetkan Indonesia sebagai tujuan wisata mereka,” harap Yusli.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud Ristek

Tags

Terkini

Terpopuler