Pascakonflik Russia vs Ukraina, Akankah berikutnya China vs Taiwan?

23 Maret 2022, 19:33 WIB
"Prediksi Perang antara Blok Barat vs Timur: China vs Taiwan pasca Russia vs Ukraina" /

JURNAL SOREANG - Berkaca dari konflik Russia vs Ukraina, kini menjadi pelajaran bagi Amerika Serikat (AS) untuk mendukung Taiwan sebagai aliansi dalam rantai pulau di kawasan Asia Pasifik seperti Jepang dan Korea Selatan, yang dianggap AS sebagai sekutu.

Amerika Serikat juga menganggap China sebagai musuh dan telah memfokuskan kekuatannya untuk melawan negeri tirai bambu di kawasan Asia-Pasifik.

Apa yang mungkin menghalangi China untuk menginvasi Taiwan, adalah sama halnya pengalaman Rusia di Ukraina dari pengaruh barat, NATO. Sebagaimana kehadiran pasukan militer AS di kawasan asia pasifik.

Baca Juga: Ini Line-Up Terbaik Timnas Argentina, Harusnya Bisa Antar Lionel Messi Jadi Juara Piala Dunia 2022

Meskipun negara tetangganya merupakan adikuasa dengan persenjataan nuklir, melihat dari sekutunya, Rusia telah menghadapi perlawanan besar-besaran di Ukraina. Perlawanan serupa mungkin terjadi bahkan di Taiwan.

Sebuah kajian yang dilakukan oleh Professor Akio Takahara lulusan Politik dan Hukum Internasional asal Jepang menyatakan invasi Russia terhadap Ukraina sebagai sinyal bagi kawasan Asia Pasifik khususnya Taiwan.

Berdasarkan pengamatan bidang hubungan internasional pada bulan Maret 2022 diprediksi bahwa blok barat, khususnya Amerika Serikat kemungkinan akan mendukung Taiwan yang didukung oleh data statistik menunukan sebanyak 70,2% responden masyrakat Taiwan bersedia mempertahankan diri dari serangan China.

Baca Juga: Robot Trading Fahrenheit Rugikan Rp5 Triliun, Aset Sitaan Tak Sepadan, Roy Shakti: Kirain Cupu Taunya Suhu!

Presiden Taiwan, Tsai Ying-wen mengatakan bahwa ia turut berempati dengan situasi Ukraina karena Taiwan juga menghadapi ancaman militer dari Cina yang lebih kuat.

Selain menambah krisis, status kedaulatan Taiwan pun sebagai negara merdeka tidak sejelas Ukraina karena tidak diakui oleh PBB. Sebab, satu negeri dengan dua pemerintahan.

Namun, kini Cina ingin menyatukan Taiwan yang dianggap masih bagian darinya.

Sejak zaman kepemimpinan Cina dari mulai Mao Zedong hingga Xi Jinping, jika Taiwan menyatakan Kemerdekaan maka invasi terpaksa dilakukan.

Baca Juga: Tersangkut Investasi Bodong, Selebgram Cantik Alnaura Karima Dituntut 3 Tahun Penjara, Berikut Penjelasanya

Selama 73 tahun Cina dipimpin oleh rezim Nasionalis mengalami kekalahan dalam perang saudara Cina pada tahun 1949 lalu mengasingkan diri ke Taiwan, resiko perang dengan Amerika Serikat telah menghalangi Komunis Cina yang menang untuk menginvasi pulau Formosa atau Taiwan.

Sebab ketidakjelasan status Taiwan merupakan sebuah negara yang belu diakui PBB, maka tidak ada aliansi nyata antara Taiwan dan Amerika Serikat.

Seperti di Ukraina, Taiwan mendapat banyak simpati dan dukungan dari Washington, dan bahkan senjata yang cukup canggih walaupun Taiwan harus membayarnya, tetapi tidak memiliki janji bahwa Angkatan Laut AS akan menghentikan serangan China melintasi Selat Taiwan atau memang Amerika Serikat akan menggunakan kekuatan dengan cara apa pun untuk membela Taiwan.**

Editor: Handri

Sumber: berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler