Ini Tradisi Suku di Papua Nugini, Ajarkan Anak-anak Hubungan Badan hingga Disuruh Tidur Bareng di Sebuah Gubuk

27 Januari 2022, 14:10 WIB
Potret suku di Papua Nugini yang suruh anak mereka berhubungan badan bahkan tidur bareng di sebuah gubuk /Tangkapan layar Youtube/Buka Dunia

JURNAL SOREANG – Salah satu negara tetangga Indonesia yaitu Papua Nugini menjadi tempat bagi banyak suku dengan berbagai tradisi.

Tradisi aneh ini dilakukan oleh Suku Trobriander, suku yang mendiami Pulau Kiriwina di Papua Nugini.

Suku Trobriander di Papua Nugini ini memiliki tradisi aneh yaitu mengajarkan anak-anak mereka hubungan badan sejak masih kecil.

Baca Juga: Ikut Membela Timnas Jepang di Piala Dunia 2022 Qatar, Simak Profil dan Biodata Takumi Minamino

Lebih lanjut, kabarnya Suku Trobriander ini memiliki 12 ribu anggota seperti dikutip dari laman website guardian.ng.

Mereka kemudian terbagi ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari dua hingga enam keluarga.

Selain itu, mereka juga tinggal di sebuah rumah jerami agar terhindar dari banjir selama musim hujan.

Baca Juga: Mengapa Pernikahan Putri Sultan Brunei, Fadzilah Bolkiah Tidak Semewah Pernikahan Pangeran Al-Muhtadee Billah?

Karena jumlah yang begitu kecil, tak mengherankan mereka saling kenal satu sama lain dan perkawinan antar kerabat pun tak terelakkan.

Akan tetapi, perkawinan antar keluarga ibu dilarang dan hanya diperbolehkan untuk menikah dari keluarga pihak ayah.

Larangan menikah juga bukan hanya dengan keluarga dari pihak ibu, tetapi menikah dengan orang luar desa mereka juga dilarang.

Baca Juga: TEGAS!! Herry Wirawan Pemerkosa 13 Santriwati Minta Keringanan, Jaksa Tetap pada Tuntutan Hukuman Mati

Tradisi seks aneh yang dilakukan oleh suku ini adalah mendorong anak-anak yang berusia enam hingga tiga belas tahun untuk melakukan tidur bersama.

Anak laki-laki dan perempuan di Suku Trobriander ini disuruh untuk tidur bersama dan diajarkan permainan erotis dan intim.

Kemudian, untuk menunjukan minat mereka pada pasangan yang dituju, mereka akan menawarkan mata uang, umbi-umbian.

Baca Juga: Ekonomi Desa Rancaekek Wetan Menggeliat Adanya BUMDES, tapi BUMDES Butuh Sentuhan Soal Ini

Setelah itu, mereka akan masuk ke dalam sebuah gubuk khusus yang disebut dengan “bukumatula.”

Ketika anak laki-laki dan perempuan tersebut tinggal di bukumatula hingga matahari terbit, mereka dianggap sudah menikah.

Ibu dari kedua anak-anak yang tidur bersama itu pun kemudian membawa ubi matang untuk mereka makan.

Baca Juga: Tak Hanya Vietnam, Negara Tetangga Indonesia Satu Ini Juga Bisa Jual Beli Perempuan untuk Dijadikan Istri

Uniknya, untuk lebih menarik perhatian, para anak perempuan di suku ini akan memakai hiasan pinggang yang terbuat dari kerang.

Selain untuk menarik perhatian, kerrang yang digunakan untuk hiasan pinggang ini sekaligus menunjukan kelas sosial mereka.***

Editor: Ilham Maulana

Sumber: Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler