Bukan Hanya Romawi atau Mongolia, Kerajaan Mali di Afrika Pun Ternyata Bergelimang Kekayaan

14 Desember 2021, 15:28 WIB
Timbutku di Negara Mali yang merupakan bangunan peninggalan bersejarah di kerajaan Afrika / @alchemiya_media

JURNAL SOREANG - Kerajaan-kerajaan adidaya zaman dulu yang identik dengan kekayaan biasanya merujuk pada Romawi atau Mongolia, tak banyak yang menyebut kerajaan di Afrika.

Meski benua Afrika sering dikenal sebagai wilayah yang masih primitif dan terbelakang, faktanya di benua hitam tersebut terdapat kerajaan Mali, salah satu yang terbesar dan terkaya pada abad pertengahan.

Kerajaan Mali atau bernama lain Nyeni ini berdiri di Afrika Barat sekitar abad ke 13 hingga 17 dan terkenal bergelimang harta karena lokasinya yang menjadi jalur dagang sehingga banyak timbunan emas di wilayah tersebut.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Bahasa Indonesia Yang Mungkin Banyak Orang Tidak Tau, Hebat Sampai Digunakan di Luar Angkasa

Meski memiliki daerah yang sangat gersang karena keberadaannya yang berlokasi di sebelah selatan Gurun Sahara, akan tetapi faktor iklim tak menghalangi Mali untuk menjadi salah satu negara terkaya kala itu.

Sebelumnya, penguasa di daerah Afrika Barat didominasi kekaisaran Ghana, namun kekuasaan mereka melemah seiring adanya konflik dengan wilayah Maroko.

Setelah Kekisaran Ghana melemah, banyak kerajaan yang akhirnya melepaskan diri dan membangun kekuatan sendiri, salah satunya kerajaan Kadanga yang berlokasi di wilayah modern Mali.

Baca Juga: Bangunan Termahal di Dunia, Masjidil Haram di Mekah Arab Saudi Habiskan Biaya yang Sangat Fantastis!

Dari sana, kerajaan itu terus berkembang dan melakukan berbagai penaklukan kerajaan lain sehingga terus memenangkan perluasan wilayah, mencapai muara sungai Senegal dan samudera Atlantik sebelah barat, pertengahan sungai Niger sebelah timur, sebagian Gurun Sahara di utara, serta tambang emas Wangara di sebelah selatan.

Puncaknya, kerajaan Mali saat itu memerintah lebih dari 400 kota dan desa dari berbagai etnis, serta mengendalikan populasi sekitar 20 juta orang dari ibukota di Niani.

Sejak tahun 1312 hingga 1320-an mereka berada di puncak kejayaannya. Terdapat 3 barang tambang utama yang ada di daerah tersebut sebagai sumber kekayaannya yakni tambang, emas, dan garam.

Baca Juga: Simak! Inilah Kebenaran Kisah di Balik Kapal Hantu Flying Dutchman yang Pernah Singgah di Indonesia

Tingginya jumlah emas yang beredar di wilayah kerajaan Mali menjadi penyebab banyaknya pedagang asing yang melakukan perniagaan ke lokasi tersebut sehingga membuat perekonomian setempat terus mengalami peningkatan.

Termasuk pedagang dari Afrika Utara, Eropa, dan Asia Barat yang membawa komoditas seperti sutra, perhiasan, rempah-rempah dan baju zirah yang kian menjadikan Mali sebagai wilayah metropolitan pada zamannya.

Walau pun kerajaan Mali sekarang sudah runtuh, bangunan-bangunan peninggalannya yang megah masih bisa dijumpai sampai sekarang, seperti masjid dan perustakaan Timbuktu.***

Editor: Handri

Sumber: blackpast.org

Tags

Terkini

Terpopuler