Seri Cerita In the Letter of Human Angel Messenger, Bumi Pasundan Lahir saat Tuhan sedang Tersenyum, Bagian 7

- 25 Maret 2022, 21:55 WIB
ilustrasi. Seri Cerita In the Letter of Human Angel Messenger, Bumi Pasundan Lahir saat Tuhan sedang Tersenyum, Bagian 7/lukasmeier/unsplash
ilustrasi. Seri Cerita In the Letter of Human Angel Messenger, Bumi Pasundan Lahir saat Tuhan sedang Tersenyum, Bagian 7/lukasmeier/unsplash /lukasmeier/unsplash/

Baca Juga: Seri Cerita In the Letter of Human Angel Messenger, Bumi Pasundan Lahir saat Tuhan sedang Tersenyum, Bagian 5

“Kalau begitu, apa yang harus aku lakukan, Wahai Malaikat Cintaku?,” kubertanya kembali.

“Kau tak harus memiliki sayap untuk menjadi seorang Human Angel, tetapi kau cukup menjadi seseorang yang spesial dalam kehidupan seseorang. Dan aku berharap, semoga dengan terjaganya kepolosanmu, kau akan menjadi anak yang saleh. Teruslah berbuat kebaikan, tetapi sejatinya setiap insan memiliki sayap. Hanya orang tertentu yang bisa melihat sayap-sayapnya.”

“Andai aku bisa seperti dirimu yang memiliki banyak sayap sebagai tanda kemuliaan. Aku ingin sekali semua yang ada di alam ini memiliki sayap. Tunggu, tapi kenapa kau menemuiku dimalam hari?,” ucapku penuh harapan ingin seperti dirinya.

“Sebab, inilah moment spesial untukmu, Nak. Tepat pula saat kau lahir tengah malam.” Jawabnya, bahwa ia menyaksikan saat kelahiranku pukul 01:00 malam WIB...(BERSAMBUNG)***

Halaman:

Editor: Handri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x