Network
JURNAL SOREANG - Seni tari sudah dikenal manusia sejak ratusan, bahkan mungkin ribuan tahun sebelum penanggalan Masehi dengan ritual tertentu sesuai dengan kepercayaan setiap suku bangsa. Tidak heran jika ada tari-tarian yang bersifat mistis, mengandung hal gaib yang tak bisa diterima logika.
Penarinya sering berada di luar kesadaran, melakukan gerakan yang bukan digerakkan oleh dirinya sendiri.
Di Indonesia, tarian-tarian yang mengandung sihir bukan hal mengejutkan lagi bagi masyarakatnya. Bahkan sudah dianggap bagian dari keseharian.
Baca Juga: Wow Keren! Kolaborasi Tari Kontemporer Indonesia-Prancis, Tampil di Sejumlah Kota Besar di Prancis
Inilah tiga tarian mistis dari Nusantara. Yang berhasil di kutip Jurnal Soreang dari berbagai sumber, berikut ulasannya.
1. Ronggeng, Putri yang Ditinggal Mati
Mayoritas orang menganggap tarian Ronggeng sekadar tarian hiburan semata. Dipentaskan di acara-acara perayaan pernikahan atau penyambutan tamu, tari asal Jawa Barat ini memang identik dengan hiburan bagi kaum pria.
Penari utamanya seorang perempuan, berdandan secantik mungkin, dengan selendang. Ia akan mengalungkan selendang ke penonton pria untuk diajak menari bersama.
Baca Juga: Mau Tahu Sejarah Tari Pendet? Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 5 SD Halaman 128, 129, 132, 133, 134
Sesungguhnya ada kisah mistis di balik tarian Ronggeng. Tarian ini berlatar seorang putri yang ditinggal mati kekasihnya, hingga siang malam meratap sedih.
Ketika ia menangisi jenazah sang kekasih yang mulai membusuk, beberapa pemuda menghampiri untuk menghibur. Mereka menari mengelilingi sang putri sembari menutup hidung karena bau mayat.
Kelamaan si putri ikut menari. Pada tarian Ronggeng, diyakini bahwa penari utama yang berperan sebagai putri melakukan gerakan di bawah kendali roh sang putri.
Sebelum tarian dimulai biasanya diawali dengan suguhan sesajen berupa pisang, cermin, sisir, dan kue kering tujuh warna.
2. Kuda Lumping Makan Beling
Terkenal dengan nama Kuda Lumping, tarian ini lebih akrab disebut Jathilan oleh masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur. Penarinya bisa lelaki atau perempuan, yang harus berjumlah genap.
Mereka menirukan gerakan penunggang kuda, dengan kudanya di ganti dengan kuda tiruan terbuat dari anyaman bambu.
Tarian ini berkisah tentang prajurit yang berburu babi hutan dengan bantuan anjing. Saat sedang berburu mereka kerasukan arwah yang membuatnya menari di luar kendali.
Baca Juga: Unik Atau Menyeramkan? Beginilah Prosesi Festival Tari Mayat di Negara Madagaskar
Pementasan kuda lumping kadang juga diikuti dengan demonstrasi kekuatan supernatural. Seperti atraksi makan beling, menyayat tangan dengan golok, membakar diri, berjalan di atas pecahan kaca, atau mengupas kelapa langsung dengan mulut. Semua itu dapat dilakukan oleh penari karena di bawah kontrol roh halus.
Jathilan dikenal di sejumlah daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, seperti Ponorogo, Kediri, Tulungagung, Trenggalek, dan Yogyakarta.
Sebelum dipentaskan, ada semacam ritual yang harus dilakukan seorang pawang hujan agar cuaca cerah dan pementasan bisa dilakukan. ***
