Segera Tayang di Bioskop, Film Mencuri Raden Saleh Bergenre Heist Begitu Menarik, Ini Film yang Istimewa

18 Agustus 2022, 16:12 WIB
Poster film yang berjudul Mencuri Raden Saleh /Instagram @anggasasongko/

JURNAL SOREANG - Begitu sutradara Angga Dwimas Sasongko mengumumkan film Mencuri Raden Saleh akan bergenre Heist, antusiasme langsung naik setinggi langit.

Bagaimana tidak, Heist adalah salah satu genre film yang jarang (bahkan langka) dieksplor di Indonesia sehingga film Mencuri Raden Saleh bisa menjadi nafas segar tersendiri di perfilman lokal.

Pertanyaannya film Mencuri Raden Saleh tinggal satu, apakah kualitas film tersebut dapat mengimbangi kebaruannya atau tidak.

Baca Juga: Ayo Buru, Ada Uang Baru 2022, Ini Penjelasannya Agar Masyarakat Tidak Kaget

Yang menjadi bagian kebaruannya, di film Mencuri Raden Saleh tidak sepenuhnya mulus dalam membangun cerita.

Ada dibagian tertentu terasa disjointed, exposition-heavy, membuat kenikmatan menonton sesekali terganggu.

Kemudian, eksekusi pencuriannya relatif predictable yang sedikit banyak akibat struktur penceritaan Heist movie yang relatif tidak banyak berubah dari dulu hingga sekarang.

Baca Juga: 9 Tanda Paru-paru Kita Sedang dalam Bahaya, Kenali Sebelum Fatal

Walau begitu, film ini tetap seru dinikmati. Film Mencuri Raden Saleh disampaikan dari sudut pandang sekelompok pemuda yang ingin mendapatkan uang dengan cepat.

Mereka adalah Piko (Iqbaal Ramadhan), Ucup (Angga Yunanda), Gofar (Umay Shahab), TukTuk (Ari Irham), Sarah (Aghniny Haque), dan Fella (Rachel Amanda).

Pucuk dicinta, ulam tiba, seorang Backer dengan koneksi VVIP menawarkan mereka solusi. Solusinya, mencuri lukisan Raden Saleh dengan nama "Penangkapan Pangeran Diponegoro".

Baca Juga: Mengobati Ejakulasi Dini dengan Tisu Matirasa (Anestesi) yang Mengandung Benzokain, Seberapa Efektif ?

Sang Backer berjanji akan memberikan mereka imbalan besar apabila berhasil mencuri lukisan tersebut dari Istana Negara.

Bukan perkara gampang mencuri lukisan tersebut. Piko, sebagai Forger, harus bisa membuat replikanya agar tak satupuan di lingkaran Istana Negara sadar lukisan Raden Saleh telah dicuri.

Di saat bersamaan, penjagaan ring satu yang ketat membutuhkan rencana pencurian yang airtight. Mau tak mau, tim dan rencana harus dibentuk. Jika gagal, masa depan mereka taruhannya.

Baca Juga: Mengenal Stretch Mark pada Payudara, Penyebab dan Cara Mengatasinya

Seperti dikatakan di atas, Mencuri Raden Saleh masih memanfaatkan skema tiga babak yang biasa ada di Heist movie.

Ketiga babak itu adalah Planning (Perencanaan), Execution (Eksekusi), dan Aftermath (Dampak Akhir).

Walhasil, ceritanya relatih predictable dengan urutan tujuan besar para protagonis, pembentukan crew, merencanakan tahap pencurian, masalah timbul, eksekusi tak berjalan sesuai rencana, dan back up plan.

Baca Juga: Meski Berstatus Keponakan, Sunny SNSD Ungkap Tak Pernah Memanggil Lee Soo Man dengan Sebutan Paman

Untungnya, dengan kisah yang relatif predictable, sutradara Angga Dwimas Sasongko berhasil membuat kisah besarnya mengalir dengan rancak dan relatif enak diikuti.

Beberapa bumbu komedi pun ia selipkan, membuat tempo Mencuri Raden Saleh lumayan terjaga dari awal hingga akhir.

Meski seru, bukan berarti Angga lupa menyelipkan drama. Seperti film-film ia sebelumnya, drama pun ia masukkan untuk mendevelop kru Piko cs.

Baca Juga: Peluncuran Lambang Resmi Piala Dunia FIFA U-20 2023, Ketum PSSI: Sepak Bola Indonesia Siap Pukau Dunia

Mostly drama dihadirkan dari perspektif keluarga masing-masing kru karena hal itulah yang memicu pencurian lukisan Raden Saleh.

Terus ada drama hubungan ayah dan anak, adik dan kaka, hingga bromance antara dua kru pencurian.

Porsinya pas, membuat penonton bisa memahami latar para kru nekat mengincar target di Istana Negara.

Baca Juga: Tak Hanya Pria, Wanita Juga Mimpi Basah dan Orgasme Saat Tidur, Ini Penjelasannya

Infiltrasi ke Istana Negara dan pencurian lukisan Raden Saleh, secara subtext, memiliki pesan tersendiri juga: Pemberontakan Generasi Muda atau anti-establishment.

Para kru pencuri didominasi Gen Z yang secara value dikenal kritis dan peduli terhadap satu sama lain.

Mereka berani melawan penguasa demi melindungi dan memperjuangkan hak mereka yang tertindas.

Baca Juga: Tips Agar Durasi Hubungan Intim Suami Istri bisa Bertahan Lebih Lama

Pencurian adalah statement mereka terhadap penguasa yang kerap lupa dan terkadang memperalat mereka.

Cerita-cerita tersebut didukung set piece, choreography, cinematography, dan scoring yang mantap di mana berhasil membetot tensi ketika plan pencurian mulai dieksekusi.

Namun, sedikit disclaimer, jangan membayangkan rencana-rencana pencurian yang kelewat heboh.

Baca Juga: Belajar Open Minded Soal Hubungan Intim, Bukan Sebatas Penetrasi Mr P ke Miss V, Pasturi Harus Banyak Tahu

Pencurian di Mencuri Raden Saleh relatif down to earth, realistis, minim elemen-elemen fantastis.

Overall, Mencuri Raden Saleh tidak menjanjikan sebuah perampokan besar yang membutuhkan teknologi canggih, ataupun cara-cara sulit yang dilakukan tanpa diketahui penonton.

Namun Mencuri Raden Saleh tetap nafas segar untuk perfilman Indonesia yang relatif jarang mengangkat genre Heist.

Baca Juga: 5 Tips Merawat Payudara agar Tetap Sehat dan Kencang, Bisa Terus Puaskan Suami Saat Hubungan Intim!

Apabila dilihat dari skema perfilmannya ini bisa menjadi pendorong genre terkait di kemudian hari.

Bisa jadi suatu hari nanti, kita akan melihat film yang lebih ke arah Caper, Heist dengan bumbu komedi.***

Editor: Ade Mamad

Sumber: Instagram

Tags

Terkini

Terpopuler